Ini pengalaman pribadi saya, dan terjadi hari ini.
Seorang anak kecil berumur 4 tahun datang berobat. Ada benda masuk ke hidungnya, sejenis busa, istilah kedokterannya 'corpus alienum'. Si anak tersebut rewel sekali, belum saya pegang saja, tangisannya begitu menggelegar. Kemudian si anak di naikkan ke tempat tidur, dan memang terlihat bahwa ada benda tersebut, lalu saya mencabutnya dengan gampang. Selesai? Ternyata belum, masih ada satu lagi yang tinggal, lebih dalam dari sebelumnya. Dengan alat seadanya, saya mencoba mengambil sisanya, dibantu ayah, ibu, dan perawat.
Sebagai informasi, alat yang saya gunakan ini begitu runcing, jadi salah sedikit saja, maka hidungnya akan berdarah dan bakalan menambah masalah bagi saya, juga anak tersebut.
Lalu si anak dipegang kuat sekali oleh ayah dan ibunya, sementara si perawat memegang senter. Saya mencoba memasukkan alat tersebut, tetapi sangat sulit sekali, si anak mengangis dengan kuat sekali, otomatis bibir, pipi, dan hidungnya bergerak tidak teratur. Saya semakin kesusahan saja untuk menarik benda tersebut, saya coba memasukkan lebih dalam dengan hati-hati, tetapi tetap saja belum bisa mencapai benda tersebut. Berulangkali saya mencobanya, hingga akhirnya saya geram dan marah, saya cengkram wajah anak itu, memelototinya, tetap saja menangis, malah tangisannya semakin menjadi-jadi. Akhirnya saya menyerah, dan saya katakan ini harus di operasi saja di rumah sakit! Tetapi kedua orangtuanya duduk terdiam lemas, dan menjawab bahwa mereka tidak memiliki uang yang cukup.
Saya menjadi kasihan, lalu kami mencobanya, sampai tiga kali tetap saja saya kewalahan, geram, marah dan merasa rendah diri jadinya.
Menyerah? Tidak ada kamus saya untuk menyerah. Karena hal ini begitu gampang, hanya karena si anak yang rewel saja maka menjadi sangat susah, lebih susah menyambung jari yang hampir putus.
Entah mengapa lalu saya teringat, bahwa setiap ingin menolong orang yang sakit, saya selalu mengucapkan kata 'BANTULAH AKU TUHAN YESUS', tetapi untuk kasus ini kenapa saya menjadi lupa? Oh Tuhan..., saya telah melupakanMu, saya sudah meremehkan kekuasaanmu, menganggap diriku ini mampu bekerja tanpa bantuanMu.
Akhirnya saya sadar, sungguh sangat menyadarinya. Lalu di dalam hati saya mengatakan 'bantulah aku Tuhan Yesus, aku sudah meyerah', saya arahkan alat tersebut ke benda itu, menjepitnya, dan saya tarik. Ha....busa tersebut terangkat, benar busa tersebut terangkat dari hidungnya, meskipun si anak masih rewel, tetapi busa itu terangkat dengan mudahnya dan ajaibnya sedikitpun hidungnya tidak tercucuk dan tidak berdarah. Puji Tuhan... Terimakasih Tuhan...
Akhirnya pekerjaan saya berhasil dan bisa membantu si anak tersebut. Karena sangking girangnya, saya menggratiskan pasien tersebut.
Terimakasih Tuhan Yesus, Terimakasih.
Janganlah selalu mengandalkan dirimu, sebab Tuhan selalu ada di sampingmu, Dia hanya menunggu kita untuk meminta pertolonganNya. Oleh sebab itu, janganlah kita melupakan diriNya.