Mencermati pendidikan di tanah air ternyata banyak pihak yang sangat prihatin. Pendidikan yang lamanya mencapai 3 tahun ditentukan secara formal hanya dalam bebeberapa hari melalui apa yang dinamakan dengan UNAS
Penghancuran esensi pendidikan justru dilakukan oleh oknum pendidik itu sendiri secara sistematis. Memang ada diantaranya dengan mengadakan bimbel, try out dll untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah . Namun adapula demi memenuhi standar pendidikan nasional melalui UNAS banyak hal tidak terpuji dilakukan untuk memenuhinya.
Menjaga kualitas lembaga pendidikan memang bukan hal yang mudah. Keberhasilan dalam UNAS seolah-olah merupakan penentu standar baik buruknya pendidikan di tanah air. Lembaga Pendidikan Formal(SD/SMP/SMA dam sejenisnya) pun tidak mau ketinggalan agar tidak mendapatkan predikat jelek karena tingkat kelulusannya rendah. Sementara bagi orang tua murid , UNAS pun menjadi momok yang menakutkan karena anaknya mendapatkan nilai jelek dalam UNAS.
Beberapa tindakan tidak terpuji dilakukan baik oleh pihak sekolah/oknum pendidik maupun orang tua murid untuk menggapai ”nama baik dan nilai tinggi ” secara akademik.
Dan itu menjadi hal yang biasa dan populer . Tindakan tidak terpuji itu antara lain : mendapatkan bocoran soal/jawaban , jawaban melalui sms (tentunya ini merupakan hasil konspirasi guru, pengawas dll) dan yang pasti dengan imbalan materi.
Hal lain juga dilakukan demi menjaga nama baik lembaga pendidikan, mutu pendidikan disekolah misalnya dengan secara sembunyi memberikan kunci jawaban kepada siswa peserta ujian agar nantinya mendapatkan nilai UNAS yang baik dengan demikian nama sekolah tetap baik termasuk didalamnya guru dan kepala sekolahnya.
Dengan demikian UNAS sebenarnya menghasilkan nilai ujian yang baik, tinggi tetapi sebenarnya ”semu” karena tidak murni lagi dan tidak riil sesuai kemampuan siswa.
Tujuan pendidikan adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam perilaku dan sikap subyek didik. Karakter menjadi identitas seseorang dan dari kematangan karakter itulah menjadi tolok ukur kualitas pribadi seseorang.
Dan saat ini pendidikan di Indonesia sedang terjadi pergeseran dari pendidikan yang berkarakter dan moral yang baik menjadi pendidikan yang hanya semata-mata mengejar hasil nilai secara akademis. Mau dibawa kemanakah sistem pendidikan di Indonesia ?
Masih perlukah UNAS dipertahankan ?