Akhirnya, ketemu juga 3 pasangan Capres-Cawapres. Setelah melalui proses pemberitaan yang 'menarik' diikuti karena news yang isuk dele, sore tempe. Pagi sudah oke, sorenya udah berubah lagi. Apakah ini indikasi koalisi berbasis kekuasaan ?? Bisa jadi, maybe...maybe yes...maybe yes lagi....hehe
Dari 3 pasangan tersebut, kata seorang pengamat yang lagi naik daun, mempunyai karakteristik berbeda, khususnya di bidang ekonomi. SBY Berboedi (gak pake 'anduk' loh ya....) mengusung ekonomi jalan tengah. Yaitu pilihan antara globalisasi dengan lokal.
JK Win (jangan dibaca J Kawin loh ya...) mengusung ekonomi yang lebih ke indikator sektor riil. Gak perlu omongin indikator ekonomi negara lain, yg penting bagaimana ekonomi riil dalam negeri.
Satu lagi, Mega Pro (jangan diteruskan dengan Prothol ya...) mengusung apa yang dinamakan ekonomi kerakyatan. Ekonomi yang berbasis pada kaum tani, nelayan dan buruh.
Apapun para pengamat bilang, saya sama sekali gak tertarik. Saya justru tertarik dengan komentar bapak, yang sering bilang supperrr sekaliiii.....saat dia menerima pertanyaan. Dia bilang, sekarang ini ada salah persepsi yang begitu besar ttg makna seorang pemimpin. Saat ini persepsi banyak orang bahwa seorang pemimpin (bisa jadi Presiden) adalah seorang yang memberi kita harapan, rejeki, keselamatan, kesejahteraan, dll. Seakan-akan, pemimpin tersebut adalah segala-galanya.
Padahal, justru kita lupa, setiap individu adalah pemimpin, minimal pemimpin di lingkungan keluarga atau lebih kecil lagi pemimpin buat dirinya sendiri.
Selayaknya bila kita sadari itu, kita tidak perlu menghabiskan energi untuk berdebat apalagi sampek adu fisik dlm memilh pemimpin.
Setiap individu justru diberi akses langsung untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, tanpa melalui perantara pemimpin. Karena itu, ada ungkapan ora et labora, usaha dan berdoa. Setiap individu justru perlu bekerja keras sambil berdoa agar Tuhan memudahkan jalan yang ditempuh.
Kalo dipikir lagi, betul juga, apakah bila presidennya si A, terus merubah nasib kita ?? Kalo mikirnya masuk lingkaran nepotisme, mungkin juga. Tapi bila dilihat secara umum....ngak lah ya....
So, jangan buang energi Anda buat mikiri siapa pemimpin kita nanti. Kita semua adalah pemimpin, saatnya civil society bersemi di bumi Indonesia....Mikirnya cukup 2 menit saat di bilik suara (itu bagi yang mau nyontreng). Bagi yang tidak....yo wis....kerja...kerja....lanjutkan dengan doa...doa....
Wallahu'alam
sumber.http://indonesiancommunity.multiply.com