Rencananya ini adalah tanggapan saya tentang polemik antara perang atau damai terkait masalah ambalat tapi karena kepanjangan maka saya pikir lebih baik dibuat thread baru, ini opini saya :
yang pasti orang yang ingin perang karena merasa harga diri bangsa sudah diinjak-injak, kita sebagai bangsa yang besar wajib mempertahankan martabat bangsa sebagai wujud nasionalisme.
Yang ingin jalan damai juga perpendapat bahwa perang adalah kesia-siaan. Berapa ratus bahkan ribu trilyun dana yang harus dikeluarkan untuk perang seandainya nanti terjadi perang. Jangan harap ada pertumbuhan ekonomi apalagi investasi dimasa perang karena sudah pasti fokusnya tidak akan ke ekonomi lagi. Roda ekonomi terhenti otomatis dan korbannya kembali adalah rakyat jelata. Ini juga wujud nasionalisme.
Tapi perlu diingat bahwa perdamaian itu tidak bisa didapat secara gratis seperti pepatah "kalo ingin damai maka harus bersiap untuk perang". Kalo ingin damai maka buatlah negara lain perpikir seribu kali untuk menyerang kita. Irak dengan mudah diserang bush, tapi kenapa bush tidak berani menyerang korut yang lebih provokatif daripada irak? Jawabannya adalah korut lebih siap perang daripada irak apalagi dengan senjata nuklirnya.
Kita sering dilecehkan malon sekarang ini karena alutsista kita memang memprihatinkan, sebagian besar alutsista kita sudah uzur dan yang masih barupun sering bermasalah karena cekaknya dana perawatan. Mereka tidak takut lagi dengan kita, kalopun berperang mungkin mereka berpikir gak ditembakpun pesawat kita sudah jatuh sendiri.
Coba bandingkan dengan jaman bung Karno dulu, malon hanya bisa berlindung di ketiak inggris karena waktu itu militer kita salah satu yang terkuat di asia.
Membangun militer yang kuat diperlukan pondasi ekonomi yang kuat pula karena kalo tidak kuat maka yang terjadi adalah resesi seperti jaman bung Karno dulu, dan contoh mutakhir adalah korut.
Kembali ke masalah malon, suka tidak suka posisi militer kita memang sedang lemah. Tapi alutsista hanyalah salah satu komponen perang karena yang lebih penting lagi adalah militansi dari rakyat dan tentara kedua belah pihak. Kalo urusan militansi kita jauh berada diatas dan kita bisa lihat jejak langkah kita di masa lalu termasuk kemerdekaan kita yang berdarah-darah sangat jauh dengan malon yang didapat dari hadiah.
Opini saya tentang kasus ambalat adalah apapun yang terjadi kedaulatan kita adalah harga mati untuk dipertahankan, tapi perang adalah pilihan terakhir. Kita harus berpikir rasional karena tidak ada perang modern yang membawa kemakmuran untuk rakyat. Pemerintah harus bertindak cerdas bagaimana mempertahankan kedaulatan kita tanpa harus perang sambil tetap memodernisasi sistem alutsista kita karena kita semua menginginkan Indonesia kembali disegani di dunia internasional.