Semua mungkin pernah atau sering merasakan keadaan ketika dorongan seksual (dorseks) muncul menggebu-gebu. Sebagian dari kita sering menyebutnya dengan be-te alias berahi tinggi. Nah, sebenarnya, wajar enggak, sih, kalau kita be-te? Dan, bagaimana sebaiknya kita menghadapi keadaan itu?
Keadaan dan perkembangan ini dipengaruhi dan ditandai oleh berfungsinya hormon-hormon seksual (testosteron untuk cowok serta progesteron dan estrogen untuk cewek). Hormon-hormon inilah yang kemudian menyebabkan munculnya dorseks.
Misalnya, hormon testosteron akan menyebabkan seorang cowok lebih sensitif terhadap stimulasi yang menimbulkan sensasi seksual. Selain itu, kadar testosteron dalam darah juga akan membuat otak mengaktifkan pikiran atau dorongan seks. Karena itulah, seorang cowok akan ereksi kalau ada stimulasi atau rangsangan yang menimbulkan sensasi seksualnya. Begitu juga cewek, ia akan terangsang jika ada stimulasi/rangsangan.
1. Pertama, kita mesti tahu sebanyak-banyaknya masalah seks dari sumber yang benar dan dapat dipercaya, misalnya dari ahli seksualitas, guru, ortu, atau lembaga seperti Youth Center PKBI. Mengapa? Karena pemahaman yang benar soal seks justru membuat kita melihat seks seperti ilmu eksak, enggak pake emosi.
2. Kedua, sebagai insan sosial dan beragama, kita juga mesti tahu banyak tentang norma-norma sosial dan nilai-nilai agama yang mengatur dan berkaitan dengan masalah seks. Ya, basi lagi memang. Tapi, nyatanya, ketika kita melanggar, perasaan bersalah itu susah sekali hilangnya. Waktu tak bisa diputar mundur seperti jam dinding. Bayangkan, deh, penyesalan di masa datang ketika dorseks menyerang.
3. Ketiga, bagi kita yang sudah pacaran, sebaiknya diskusikan dan sepakati batas-batas pacaran, khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual. Tentu saja dengan mengacu pada pengetahuan dan kesadaran kita akan dua hal di atas. So, salah satu di antara kita, cewek atau cowok, enggak ada yang merasa dirugikan. Iya, kan.
Misalnya, kenali saat-saat, situasi, atau benda-benda yang bisa memicu dorongan seks kita dan hindarilah. Kalau kita tidak tahan lihat film porno, majalah porno, dan baca buku stensilan, ya jangan dekat-dekat atau hindari benda-benda itu. Nah, kalau kita mulai ngelamun jorok, kalau sendirian di kamar, ya kita harus segera keluar kamar, jangan berlama-lama di kamar. Kalau sudah ngantuk berat, baru, deh, masuk kamar. Masing-masing orang bisa beda-beda situasi atau hal-hal yang bikin be-te. Kita kudu kenali dan hindari supaya enggak manyun melulu.
Nur Rokhmah Hidayati , Chatarina Wahyurini PKBI Pusat, Sumber Modul PKBI : Dorongan Seks