1. Pancho Villa hidup di Meksiko 1878 – 1923. Sejarah mencatat Pancho Villa adalah seorang penyamun, pembunuh juga tokoh revolusioner yang membawa perubahan dalam kehidupan rakyat Meksiko. Dia pembela kaum tertindas yang hidup miskin, dia juga memprakarsai perbaikan dalam kehidupan agraris.
Meskipun dia memiliki deretan catatan criminal, namun masyarakat mengingatnya sebagai seorang pahlawan rakyat. Tindakannya bak Robin Hood, di mana ia merampok para orang kaya dan kruptor-koruptor, kemudian hasilnya justru dia bagi-bagikan kepada masyarakat yg hidup dalam miskin. Itu sebabnya rakyat mencintainya, bahkan bersedia membantu juga menyembunyikannya saat dia dikejar-kejar pihak berwenang.
Keterkenalannya, juga kelihaiannya ini menarik minat kelompok orang yg tengah merancang revolusi. Mereka pun merekrut Pancho Villa dan menjadikannya pemimpin revolusi Meksiko. Namun selama puluhan tahun sejak kematiannya, pemerintah Meksiko menolak memberinya gelar pahlawan nasional seperti dikehendaki kebanyakan orang. Tapi hari ini peringatan akan Pancho Villa dan pembelaannya terhadap rakyat miskin dirayakan orang Meksiko di seluruh dunia.
2.Lampião: Brazil’s greatest bandit, who would dig his enemies eyeballs out
Lampião, adalah penyamun Brasil yang paling sadis terhadap musuhnya. Dia dikenal sebagai bandit yang tak segan-segan melakukan perbuatan sadis pada korbannya. Termasuk mencungkil bola mata musuhnya hingga keluar.
Lampião adalah nama popular bagi “Kapten” Virgulino Ferreira da Silva, pemimpin gerombolan Cangaço yang paling terkenal. Dia dan gerombolannya dicap sebagai perusuh dan merupakan buronan yang paling dicari seantero negeri. Kelompok ini melakukan terror terhadap penguasa dan musuh musuhnya sekitar 1920-an sampai 1930-an.
Virgulino dilahirkan pada 1897 di negara bagian Timurlaut Pernambuco, salah satu daerah paling miskin di Brasil. Polisi mencarinya bahkan hingga kerumah orangtuanya. Tidak menemukan yg dicari, ayah Virgulino jadi sasaran, akhirnya tewas mengenaskan. Dikemudian hari pihak kepolisian mengakui aib ini, dan menyatakan penyesalannya atas peristiwa itu.
Pada usia 25 tahun, Virgulino menjadi penyamun dengan sebutan Lampião. Ia menjadi momok menakutkan bagi musuh-musuhnya juga pemerintah masa itu. Tak tanggung-tanggung, dia membantai para polisi juga tentara. Selama 15 tahun malang melintang, Virgulino selalu menjadi berita utama dari media massa saat itu. Namanya juga perbuatannya selalu menghias Koran-koran seluruh Brasil.
Dia juga dikenal sebagai pribadi yg unik dan penuh kejutan. Bagaimana tidak, sebagai buronan dia selalu dikejar-kejar polisi dan tentara, tapi berhasil lolos. Anehnya, setiap kali hasil wawancaranya dengan wartawan juga foto2nya muncul di Koran. Dia memang tak kenal takut bahkan kelewat berani. Bukannya bersembunyi malah sengaja mempublikasi dirinya di Koran-koran, seolah meledek para pemburunya.
Gerombolannya berjumlah 40 orang, namun sukses melawan 200 polisi yang mengepungnya. Sungguh luar biasa!
3. Billy the Kid: believed to have killed one man for each year of his life
Henry McCarty (1859 – 1881), lebih dikenal sebagai Billy the Kid, tetapi juga dikenal sebagai Henry dan Antrim William H. Bonney. Menurut legenda, dia membunuh 21 orang, satu untuk setiap tahun hidupnya, tetapi kemungkinan besar ia membunuh hanya setengah dari jumlah tersebut. Sejarah mencatat bahwa dalam jangka waktu hanya 4 tahun, setidaknya ia telah menembakkan senjatanya 16 kali dan membunuh 9 orang di antaranya.
Kiprahnya sebagai criminal dimulai di kota perak,dimana dia di penjara dengan tuduhan pencurian. Ia berhasil meloloskan diri, dan berkiprah di kawasan padang Southwest utara dan Meksiko. Di Arizona, ia melakukan pencurian dan pembunuhan pertama kalinya. Korbannya adalah seorang pandai besi .
Dia berhasil meloloskan diri adari kejaran pihak berwajib dan tiba di Lincoln County, New Mexico, di mana ia dikenal sebagai Billy Bonney. Ia muda, gagah, piawai menunggang kuda, dan fasih berbahasa Spanyol dan Meksiko, dia juga terkenal di kalangan perempuan. Sayangnya dia mati muda, usia 22 tahun.
Sebenarnya di masanya dia tidak begitu dikenal, namun setahun setelah kematiannya, Billy menjadi legenda. Kisah dia membunuh Sheriff Patrick Garrett, bersama co-author MA “Ash” Upson, menjadi sensasi tersendiri bagi biografi berjudul The Authentic Life of Billy. Billy the Kid menjadi simbolik angka American Old West.
Sejarawan berspekulasi bahwa gambaran itu sengaja diciptakan untuk mengalihkan perhatian publik dari kegiatan keji pemimpin politik masa itu.