Krisis global belum berakhir. Makin banyak saja perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian dan terpaksa gulung tikar. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar masyarakat tidak terseret dalam lingkaran krisis ekonomi global yang berkepanjangan, namun tetap saja pemutusan hubungan kerja (PHK) tetap tak terelakan.
Berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran sebagai akibat dari resesi ekonomi tersebut, sebuah hasil riset terbaru menyebutkan bahwa kehilangan pekerjaan entah itu akibat pemutusan hubungan kerja ataupun karena pengunduran diri, lebih berisiko menyebabkan seorang pegawai terserang penyakit.
Menurut hasil riset yang dilakukan di Amerika Serikat, meskipun para pegawai tersebut dapat dengan mudah menemukan kembali pekerjaan yang baru, namun risiko munculnya penyakit seperti hipertensi, serangan jantung, liver, stroke maupun diabetes, sebagai akibat dari kehilangan pekerjaan tampak meningkat.
"Dalam kondisi ekonomi seperti saat ini, pemutusan hubungan kerja bisa menimpa siapa saja," ujar Kate Strully, peneliti dari Harvard School of Public Health.
"Kita perlu waspada akan konsekuensi kesehatan yang terjadi akibat kehilangan pekerjaan dan lakukan yang bisa kita lakukan untuk mencegah berkembangnya efek yang negatif," tambahnya.
Riset yang dilakukan berdasarkan data dari lembaga survei nasional Amerika, U.S. Panel Study of Income Dynamicsa dari tahun 1999, 2001 dan 2003, ini melibatkan sejumlah pegawai yang bekerja sebagai manager, sales, pegawai administrasi, operator mesin dan petugas yang bergerak di bidang jasa pelayanan.
Dari hasil riset tersebut ditemukan bahwa pekerja yang kondisi kesehatan terlihat buruk, 40 persen diantaranya adalah korban dari PHK. Bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, baik karena dipecat atau pun mengundurkan diri, tingkat risiko terserang penyakit akan meningkat hingga 54 persen. Bahkan meskipun mereka sudah kembali bekerja, risiko mengalami stres tetap akan terjadi dan mengalami peningkatan.
Selain itu, Job Churning yang didefinisikan sebagai tingkat kehilangan pekerjaan tinggi namun rendah tingkat pengangguran, memiliki konsekuensi kesehatan negatif bagi para pekerja yang sebelumnya tidak sakit.
Makanya kerjo...kerjo..kerjo......Golek Jangkrik...
eh...Golek Duit...: : :