Kata Tuhan akan selalu merujuk kepada PRIBADI Tuhannya...
yaitu, digambarkan se-akan akan WUJUD Tuhan sebagai mana nalar dan cara berpikir
sebagai mana yang orang biasa rasakan...
Dengan pemaknaan ini, maka terpecahlah orang dalam dua kutub yang satu akui TUHAN ada dan yang lainnya TIDAK ada(atheis)....
Berbeda saat kata TUHAN digandeng dengan kata awal ke- dan akhiran - an, menjadi KETUHANAN... yaitu menitikberatkan kepada PERILAKU YANG NYATA dalam keseharian nya...
JIka ini konteksnya, maka yang menjadi obyek adalah LAKU PERBUATAN orang yang BERTUHAN....jadi, saat manusia sudah mencapai dan buktikan hidup dan kehidupan
sebagai INTI SARI nya manusia yang hakiki, maka manusia tersebut SUDAH BERTUHAN dan yakin TUHAN di dalam proses hidup dan kehidupan... ...mau dia mengakui Tuhan itu Ada / Tuhan itu Tidak Ada(Atheis).
Ini hakekatnya.. ..sehingga, saat ada gambaran seperti apapun yang masne/pakne/bukne/,mbakne sampaikan ...UDAH LANGSUNG KEBACA....mau ke mana arahnya, apa motivasinya, dan bagaimana pemahaman tentang Tuhan dan Ketuhanan... .
Saat ada manusia lain yg mengajak agar BALANCE...diri seyogyanya balance dahulu....lah? ?? belum balance udah ajak2..... ya hasilnya, HANYA rasa sudah paham doang, padahal mah...ampun Gusti dia sendiri pada dasarnya juga masih bingung.
Silahkan berbagi tentang Tuhan dan Ketuhanan.