semarang semakin lama semakin panas.
gerah aku di semarang apalagi suasana yang penuh dengan kendaraan.
untungnya setiap hari libur ada pengendara sepeda di simpang lima.
jadi enak liatnya.
oh ya banyak juga kali kali yang kotor
padahal Pada masa penjajahan Belanda, masalah itu sebenarnya sudah dipikirkan.
Pada masa itu Belanda membangun pengendali banjir, yakni Banjirkanal Timur dan Banjirkanal Barat. Kedua sungai itu semula juga berfungsi sebagai saluran kolektor.
Namun, Semarang berkembang ke arah timur dan barat. Kedua sungai itu pun kini tidak bisa lagi menjadi kolektor dan pengendali banjir utama. Maka saat ini diperlukan pemikiran baru untuk mengendalikan banjir, secara menyeluruh. Hal itulah yang kemudian perlu dituangkan dalam masterplan drainase.
Faktor topografi kota, juga mempengaruhi kondisi drainase di Semarang. Sebagian wilayah berada di perbukitan, yang lain di dataran rendah dan pesisir pantai. Di wilayah perbukitan, persoalan banjir dan drainase terkait dengan faktor kemiringan dan tata guna lahan. Di pesisir pantai, banjir terkait dengan faktor penurunan tanah (land subsidence).
Selain teknis, persoalan-persoalan sosial juga perlu dijadikan pertimbangan dalam membuat masterplan.
sumber