.........
Mira sungguh amat cepat, Rika tidak akan dapat mengejar Mira jika dia tidak mempercepat langkahnya. Rika pun mempercepat kayuhannya dan menyusul Mira. Rika mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba dari samping Rika ada seseorang yang menyusul Rika dan menghalangi jalannya. Rika segera menghentikan laju sepedanya. Kilau cahaya bulan yang terpantul lewat besi sepeda orang itu membuat Rika tak dapat melihat wajah orang itu. Tak lama kemudian, terdengar suara orang yang terpelanting keras. Rika segera tersadar dan berlari menuju arah suara itu dan dia menemukan Mira tergeletak berlumuran darah disana.
Rika segera berlari menghampiri Mira. Namun tiba-tiba dari belakang, seseorang menarik baju Rika agar Rika tidak menghampiri Mira. “Jangan Rika” sahut orang itu. Rika segera mengenali suara itu. Suara Mira. Rika segera menoleh kearah suara itu. “Mira?” sahut Rika. Orang itu sama sekali tidak menjawab dan hanya tersenyum.
“Mira” panggil Rika sambil menangis dan menghampiri Mira dan memeluknya sambil menangis. “Kenapa kamu pergi begitu saja? Tahukah kamu kalau aku sangat merindukanmu disini?” tanya Rika. Namun orang itu kembali membisu dan tersenyum kemudian menghilang bagai ditelan oleh malam.
Rika bagaikan kehilangan kesadaran, pandangannya menghilang dan dia terjatuh. Begitu tersadar dia telah berada dikamarnya dan hari telah pagi.
Perlahan dia membuka matanya dan memandang kesekeliling kamarnya. “Apakah aku hanya bermimpi? Namun mengapa semua terlihat begitu nyata?” gumamnya.
.........
Baca selengkapnya di www.filosofikehidupan.com, masuk ke cerita pengarang...
Dijamin ga bakal nyesel....
Selamat natal dan tahun baru... ^^