Ijinkan Saya berdiri disini mewakili jeritan :
Kaum fakir miskin, orang-orang terlantar dan hina dina yang tidak kenal Tuhan karena sibuk hanya memikirkan perut dan kebutuhannya untuk sekedar bertahan hidup ini.
Karena yang kami tahu dari Anda untuk mengenal Tuhan itu harus bersih, suci dan memiliki pakaian yang rapi, sedangkan kami hanya orang - orang yang kotor dengan hanya sekedar sehelai pakaian compang camping dan najis ini.
Tetapi
Kami berpikir dan menganggap kalian semua tidak lebih sebagai kaum yang hanya pemuja muja belaka dengan kesombongan, angkuh dan KE-AKUAN selama ini dengan :
Kalian membuat room yang terkunci hanya untuk kaum kalian saja dengan merasa bebas untuk memuja apa yang kalian telah yakinin, tanpa membiarkan kaum lain untuk masuk sekedar menyapa dan bertanya.
Terlebih diri kami yang tidak pantas masuk di dalam room kalian itu dengan hanya bermodal sehelai pakaian compang camping dan luka borok di perut kami ini.
Kalian berkumpul hanya untuk sekedar memuja dan membenarkan pujaan kalian dengan berdalih mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan, bahkan merasa paling benar di dunia ini dengan melupakan nasib kami yang sedang kelaparan ini.
Kalian hanya meluangkan waktu tiap hari untuk merenung dan merenungkan perkataan pujaan kalian tanpa bersikap dan meihat kelaparan yang kami derita ini.
Kalian hanya bisa mengolah akal dengan kepintaran kalian masing masing dalam mendiskripsikan Tuhan Anda masing masing, tanpa ada terbelesit sedikitpun di dalam akal kalian tentang nasib kami ini.
Kalian rela ribut dan saling memaki sekedar untuk membela kebenaran kalian masing masing dengan membiarkan jeritan kelaparan kami ini.
Kalian bahkan rela mati untuk membela pujaan kalian, sedangkan kami hanya rela mati untuk sebungkus nasi yang kami perebutkan.
Dimanakah nilai kemanusian kalian dikala mencoba mengenal dan memuja Tuhan kalian tersebut: .
Tidakkan kalian sempat berhenti sejenak untuk memuja dan berpaling kepada kami.
Tidakkah kalian sempat sadar dari renungan dan beranjak merogoh logam terkecil buat kami.
Tidakkah kalian sempat menghentikan akal dan berbuat sesuai perasaan dan hati nurani terhadap kami.
Tidakkah kalian sempat berhenti saling menghujat dengan menawarkan sebungkus nasi kepada kami.
Tidakkah kalian ada keinginan untuk membahas nasib kami dibandingkan pujaan kalian tersebut.
Tidakkah kalian sempat membuat kotak-kotak amal pada masing-masing room kalian untuk sekedar memberi makan pada kami yang terus dilanda kelaparan ini.
Tidakkah Tuhan kalian telah mengajarkan untuk peduli terhadap kami ini.
MAAFKAN JERITAN KAMI INI YANG MUNGKIN HANYA MENJADI CEMOHAN DAN HANYA SEBAGAI BAROMETER RASA SYUKUR AKAN NASIB KALIAN SEMUA.
KAMI RELA KALIAN CEMOHKAN, HINAKAN, HUJATAN, BAHKAN KALIAN INJAK INJAK PUN KAMI RELAKAN DIRI KAMI,
KARENA KAMI SUDAH TERBIASA DENGAN NASIB KAMI SEPERTI ITU.
Mari dalam room ini ihklaskanlah sejenak semua pujaan Anda itu.
Untuk mulai membahas jeritan kami ini.
Karena salah atau benar kami buta akan semua perkataan kami di atas itu.
Yang kami tahu hanya lapar dan derita yang menyelimutin diri kami ini.
Monggo…