Wah masih ada yang nunggu jawaan. Coba ke atas lagi, saya sudah minta ini thread ditutup sebab ada yang tersinggung. Ada yang nuduh saya dendam sampai ke ubun-ubun.
OK, saya mau tanya satu hal kepada bro/sis, mengapa begitu cepatnya bro/sis merasa dituduh? Merasa dihina? Merasa dipojokkan? Saya hanya mengatakan pemeluk agama yang satu ini. Saya sengaja memancing reaksi bro/sis sekalian dan reaksi bro/sis diluar dugaan saya. Bahkan ada bro dan sis yang justru menggiring pernyataanya sendiri ke agama tertentu.
Ada suatu cerita, seorang istri yang ingin menyeberang sungai dengan perahu sewaan. Karena hari sudah malam dan perahu mengalami kebocoran, Pak Tukang Perahu tidak mau melayani kehendak si istri saat itu. Si istri akan dihantarkan keseberang sungai keesokan harinya kalau kerusakan perahu sudah bisa diatasi. Lalu malam itu si istri ditawari tidur dengan Pak Tukang Perahu dalam satu ranjang, sebab hanya ada satu-satunya ranjang di tempat itu. Maka malam itu mereka tidur berdua dalam satu ranjang.
Keesokan harinya, suami dari si istri ini datang dan mencak-mencak serta langsung menghajar si istri. Padahal si suami belum bisa membuktikan kalau di istri telah melakukan tindakan tidak senonoh malam itu. Tidur berdua bukan berarti menandakan mereka telah melakukan pengkhianatan. Perlu dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih lanjut. Jadi si suami terlalu dini menuduh si istri telah berkhianat. Kenapa? Karena emosional lebih menonjiol dari logika untuk mencari fakta yang terjadi.
Ini hanya sebuah ilustrasi.
Maka silahkan baca seluruh postingan saya di thread ini. Sekali lagi saya tidak pernah menuduh siapapun.