Gosip nih mencari sebuah hakikat........
Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna: kebenaran moral, kebenaran logis, dan kebenaran metafisik. Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan dengan akalbudi, karena yang-ada mengungkapkan diri kepada akalbudi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akalbudi yang menyatakannya.
Aliran kebenaran yang menyusun postulat dasar dalam menilai sesuatu, antara yang seharusnya dan yang terjadi, antara idealisme dan kenyataan, antara das solen dan das sein. Seperti dua garis sejajar, eksistensi keduanya jarang (untuk tidak dikatakan tidak pernah) bertemu dalam satu titik sederhana. Ini artinya, kebenaran dalam pandangan gradasi eksistensi adalah sebuah realitas yang memberikan penampakan multiplisitas (bermacam-macam). Antara kebenaran dan ketidakbenaran dalam kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan begitu saja karena adanya gradasi. Semakin sedikit esensi yang dikandung, semakin tinggi pula tingkat gradasinya.
Batasan antara kebenaran dan ketidakbenaran tak akan pernah selesai dibahas manusia sekalipun kita mengenal gradasi eksistensi. Karena ketidakmampuan memisahkan kebenaran dan ketidakbenaran secara tegas, manusia yang hidup di dunia fana tak pernah mencapai pemahaman akan kebenaran sejati. Kebenaran yang dicari manusia merupakan suatu kebenaran yang adalah benar (truth is true) dan bukan kebenaran yang tak pernah benar (truth never true). Kebenaran bukanlah sesuatu yang mutlak (relatif) dan tidak ada kebenaran yang universal karena nalar manusia tidak memiliki kemampuan untuk menggapai kebenaran.
silakan melalui silogisme dan jangan ngawur... :)