Hidayatullah.com—Sehari setelah diberitakan di situs www.hidayatullah.com menyakut VCD khotbah nya yang meresahkan kaum Muslim Padang (Sumatera) dan Mentawai, Jumat, (30/5), didampingi seorang kristolog muda asal Surabaya, Masyhud, SM, Ali Makhrus Atamimi, mengunjungi kantor redaksi hidayatullah.com.
Kepada redaksi, ia menjelaskan tentang kisah VCD yang dianggap menghina Islam itu. Hanya saja, kali ini ia mengaku bukan sebagai Ali Makhrus yang seperti di VCD di mana ia dulu sebagai seorang pendeta. “Sekarang, saya sudah kembali menjadi seorang Muslim,” ujarnya.
Makhrus tak menyangkal jika khotbah di VCD yang meresahkan itu adalah dirinya. Menurutnya, VCD itu dibuat saat ia masih aktif menjadi seorang misionaris. Namun saat itu dia sendiri tak mengetahui dengan kapan dan pasti khotbahnya direkam. Yang jelas, menurut pria berkumis ini, VCD itu direkam dan digandakan oleh kalangan tertentu sebagai alat untuk memikat perhatian untuk tujuan idiologis.
“Menurut saya itu adalah ‘lagu lama’. Sebelum saya, banyak yang sudah melakukan dengan cara-cara seperti itu,” tambahnya.
Yang dimaksud Ali dengan ‘lagu lama’ adalah cara-cara kelompok tertentu yang menjadikan alat orang-orang Muslim yang berpindah ke Nashrani.
Ali lantas menyebut para pendahulunya seperti pendeta Yusuf Roni, pria yang namanya terkenal di kalangan gereja di tahun 70-an karena mengaku-ngaku pernah dididik di pesantren dan Wakil Seketaris Jendral Organisasi Islam Sedunia. Yusuf Roni kemudian mendirikan Sekolah Tinggi Teologia (STT) Apostolos di Jakarta.
Tepat tahun 2007, Ali Makhrus menyadari kekeliruannya. Ia kemudian kembali dalam pelukan Islam. Ia bahkan pernah membuat surat pernyataan yang dikirimkan ke beberapa media massa sebagai bentuk sikapnya yang baru.
“Saya mencabut dan meralat semua pernyataan saya yang pernah saya sampaikan dalam khotbah itu. Saya juga tidak meridhoi peredaran VCD itu, sebab bagaimanapun, saya sekarang sudah kembali Muslim, “tambahnya.