kurang tepat,
faktanya sejarah adalah kepentingan politik, para sejarawan tak berdaya dengan banyaknmya versi-versi sejarah,
hal yang berbeda dengan hukum, kitab suci, etika, estetika,
Menghadirkan ruang dan waktu lain di luar pengalaman aktual ruang dan waktu saat sekarang memungkinkan apa yang dinamakan sejarah. Sejarah adalah penghadiran ruang dan waktu masa lampau dalam tatanan kesadaran manusia. Sejarah adalah sebuah kesadaran akan pengalaman masa lampau.
Karena itu, sebuah kesulitan yang dihadapi ketika mempelajari sejarah adalah soal pengabstraksian pengalaman aktual masa kini untuk dijadikan materi sejarah. Materi sejarah disusun pasca peristiwa (post factum) bukan pada saat peristiwa tersebut berlangsung (in actu) atau dalam tegangan peristiwa itu (in suspense within fact). Hal ini perlu diantisipasi sebab penyusunan materi sejarah tentang suatu masa aktual -misalnya penyusunan sejarah kontemporer di jaman kontemporer- rentan terhadap unsur manipulasi. Sejarah bisa dimanipulasi oleh kepentingan otoritas yang berkuasa di jaman itu. Contohnya; manipulasi sejarah peristiwa berdarah G-30S/PKI di jaman ORBA. Dalam contoh ini banyak pihak mensinyalir adanya rekaman lain di luar fakta masa lampau yang dianggap sebagai sejarah.
Sejarah adalah rekaman tentang pengalaman masa lampau. Sejarah adalah sebuah kilas balik peristiwa lampau yang memungkinkan manusia mengambil sikap baru atasnya. Sejarah adalah catatan peristiwa dan buah kesadaran manusia akan masa lampaunya. Tetapi catatan ini dapat direkayasa. Kisah pengalaman ini bisa diceritakan secara lain. Hal ini terjadi karena sejarah rentan terhadap simulasi. Simulasi sejarah membuka peluang penipuan terhadap kisah sejarah. Tetapi dalam kenyataan, simulasi sejarah ini sering disebabkan oleh adanya permainan segelintir orang untuk membela kepentingan tertentu. Hal itu dapat saja terjadi jika materi yang hendak dijadikan bahan sejarah tersebut masih memiliki keterikatan dengan otoritas yang merasa diri terganggu kalau sejarah diceritakan secara jujur apa adanya. Karena itu kita tidak bisa memvonis sejarah sebagai biang penipuan dan menuduh sejarah sebagai hasil rekayasa, simulasi dan kamuflase peristiwa yang tidak boleh dipercayai. Sejarah memang berpeluang untuk direkayasa tetapi tidak semua kisah bersejarah adalah hasil rekayasa.
Jadi berpikirlah bijak