Ketika harga kedelai semakin tinggi di awal tahun 2008, seorang
pengusaha melakukan langkah kreatif. Untuk menggantikan kedelai yang
sangat mahal, ia mencoba mengolah singkong untuk membuat berbagai
produk yang biasanya berbahan dasar kedelai. Sebuah langkah cerdas
yang belum pernah dilakukannya. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun
televisi swasta, sang pengusaha berujar bahwa "kesulitan" yang
menekan justru membuatnya kreatif.
Kesulitan mengasah kreativitas. Tatkala Yesus datang ke Kapernaum,
tersiarlah kabar bahwa Dia ada di rumah (ayat 2). Begitu banyak orang
datang ke situ, sehingga tidak ada lagi tempat. Yang datang bukan
hanya orang-orang sehat, melainkan juga orang sakit, bahkan lumpuh
(ayat 3). Dan, si orang lumpuh sangat perlu bertemu Yesus! Di sinilah
timbul masalah. Sungguh tak mudah membawa seorang lumpuh untuk
menembus kerumunan dan bertemu Yesus. Kesulitan yang muncul memaksa
empat sahabat si lumpuh untuk berpikir dan mencari cara. Akhirnya,
mereka menemukan cara terbaik-meski tak biasa-yang dapat menolong
mereka mencapai tujuan. Mereka membuka atap dan menurunkan tilam
tempat si lumpuh berbaring.
Dalam kehidupan sehari-hari, acap kali kita menjumpai kesulitan.
Semua jalan tampaknya tertutup. Gelap dan suram. Apa yang Anda
lakukan? Marah? Tidak terima? Allah ingin kita bersikap cerdas saat
menghadapi kesulitan. Allah ingin kita mengelola hidup ini dengan
cara-cara yang kreatif. Allah dapat menolong kita menemukan cara-cara
yang tak biasa, agar dapat mengatasi kesulitan teratasi. Percayalah
bahwa Dia pasti memberi kita hikmat-Nya -MZ
KESULITAN TAKKAN TERATASI JIKA KITA HANYA MENGELUH
JADIKAN KESULITAN SEBAGAI SARANA UNTUK BERTUMBUH
Markus 2-12
1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang
lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi
tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan
firman kepada mereka,
3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh,
digotong oleh empat orang.
4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang
banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah
terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu
terbaring.
5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka
berpikir dalam hatinya:
7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka
berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
berpikir begitu dalam hatimu?
9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini:
Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah
tilammu dan berjalan?
10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu--:
11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu
dan pulanglah ke rumahmu!"
12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya
dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka
semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum
pernah kita lihat."