“Father, forgive them, for they know not what they do.” (Luke 23)
Para prajurit telah memaku kedua tangan dan kaki Nya, dan mengangkat Dia dengan bertumpu pada paku2 itu. Dia tidak takut terhadap orang2 yang membunuh raga Nya; Dia berbelas kasih dan mendoakan mereka. Jika saja mereka tau betapa menderitanya Yesus, mungkin mereka tidak akan berani melakukannya kepada orang lain. Mereka hanyalah diperalat oleh pihak yg lebih berkuasa untuk membawa Yesus menghadap.
Cinta ditandai dengan pengampunan, dan karena itulah Yesus telah datang. Dia membawa kabar gembira berupa cinta, yang diwujudkan melalui pengampunan.
(A1) Cerita tentang jam yang hilang)
“Truly, I say to you, today you will be with Me in Paradise.” (Luke 23)
Namun seorang dari penjahat itu berkata, ”Yesus, ingatlah akan aku ketika Engkau masuk ke dalam KerajaanMu.” Inilah cobaan terakhir Yesus, yaitu untuk mengampuni pendosa yang bertobat (Dimas). Disinilah terjadi pengakuan dosa yang pertama dan pengampunan (absolusi) yang pertama pula dari Yesus sendiri. Dimas melambangkan orang yang begitu suka akan kebahagiaan semu, dalam kekayaan (uang, maka ia mencuri, merampok), kekuasaan, dan ketenaran.
(A2) Cerita tentang orang yang mencari tempat bertemunya Surga dan bumi.)
Moral dari cerita itu ialah keluarga lah tempat bertemunya Surga dan bumi. Jika Yesus ada dalam keluarga kita, disanalah kita bisa mendapatkan kasih (care), cinta (love) dan pengampunan (compassion).
He said to His mother, ”Woman, behold your son!” Then He said to the disciples, “Behold your mother!” (John 19-27)
Dia tidak sendirian. Dia melihat ke bawah. Yang manakah yg lebih menyakitkan: derita karena disalibkan, atau derita seorang ibu yang melihat anaknya disalibkan, atau derita seorang anak yang melihat guru kesayangannya bercucuran darah disalibkan di depan matanya sendiri? Dia menyadari betapa sakit yang Dia alami, namun tetap Dia menaruh belas kasih dan meminta mereka untuk saling menjaga.
Bunda Maria seperti bulan, hanya mendapatkan sinar dari matahari, dan tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Namun ketika terang dunia menjadi gelap, Dia tetap menyinari kita dalam kegelapan itu.
Agama Katolik merupakan keluarga yang lengkap, dimana Yesus memberikan Bapa dan Bunda Nya bagi kita semua (to share).
“My God, My God, why have You forsaken Me?” (Matthew 27)
Penderitaan fisik telah mencapai puncaknya. Yesus tiba2 merasa Dia tidak dapat lagi mendengar suara yang halus, yang tenang. Dia merasa telah kehilangan komunikasi 2 arah dengan BapaNya. Dia harus menghadapi gerbang kematian yang sempit itu sendirian.
Disini ingin digambarkan betapa Yesus selalu mengandalkan BapaNya dan selalu bersatu dengan BapaNya dalam menghadapi segala cobaan hidupNya. Yesus ingin memberikan contoh kepada kita supaya kita pun berbuat demikian, selalu berusaha bersatu dengan Bapa dalam menghadapi segala cobaan dalam hidup kita.
(Ingat, Yesus selalu mencari tempat yang sepi untuk berkomunikasi dengan BapaNya)
“I thirst” (John 19)
Waktu berjalan dengan sangat lambat. Air kehidupanNya mulai mengering. Dia mencapai titik akhir dari tenagaNya. Di saat itu, sebenarnya setan terus berusaha mencobai Yesus melalui para prajurit dan ahli2 taurat...”jika Engkau sungguh Kristus, buktikanlah, selamatkan diriMu sendiri dan buatlah orang kagum!!”
Namun, Yesus telah menang dalam mengatasi cobaan itu dengan mengampuni mereka yg menyalibkan Dia.
Dunia ini haus akan cinta, sebagaimana kita kurang punya hubungan dengan orang2 yang menderita, yang sungguh membutuhkan bantuan kita. Contoh yang dekat mungkin para gelandangan.
“It is finished!” (John 19)
Dia telah mengalahkan si pencoba lagi. Terlepas dari derita yang dialamiNya, Dia telah menolak cobaan dan mengasihi mereka yang berada disekitar Nya. TugasNya yang sementara di dunia telah selesai. Dia telah memberikan contoh hidup yang Tuhan inginkan dari kita manusia. Dia telah membuktikan bahwa iman (keyakinan), harapan, dan cinta tidak dapat dihancurkan oleh apapun yang dilakukan atau dikatakan oleh manusia.
Ini juga menjadi teriakan kemenangan Yesus. Dia telah menang dalam melawan segala cobaan. Kita pun diharapkan selalu bersyukur atas segala kemenangan2 kecil dalam hidup kita. Kita telah bisa menikmati satu hari lagi yang baru, dapat mengisi perut kita dengan makanan, atau hal-hal kecil lainnya. Belajarlah bersyukur senantiasa
“Father into Thy Hands I commit My Spirit” (Luke 23)
Seperti anak yang begitu taat pada kehendak BapaNya, dan mempercayakan langkah selanjutnya kepada BapaNya. Dia telah mengikatkan diriNya pada cinta terhadap BapaNya juga terhadap manusia. Segera Ia melanjutkan perutusan jangka panjang Nya dengan membuktikan bahwa manusia dapat mengatasi kematian badan (raga).
Maka disini Yesus memperoleh hadiah terbesar Nya yaitu bersatu dengan BapaNya di Surga.
Appendix
A1) Cerita tentang Jam yang hilang
Menceritakan tentang sebuah keluarga yang hanya punya sebuah jam di rumah. Suatu ketika keluarga ini diundang ke sebuah pesta, dan mereka telah setuju untuk hadir. Pada hari pesta itu akan diadakan, masing2 anggota keluarga sibuk dengan urusannya masing2. Seisi rumah terasa gaduh, mama sedang sibuk ngobrol di telpon. Anak sulung menyetel tape keras2, dan adiknya bermain gitar dengan suara yang keras. Ketika hari sudah mulai sore, papa mulai mengingatkan yang lainnya supaya bersiap2 untuk pergi ke pesta, dan dia bertanya dimana jam dinding. Ia ingin tau berapa lama lagi waktu yang mereka punya untuk bersiap2. Mama merasa dia meletakkannya di atas lemari di ruang tengah, tapi tidak ada disana. Seisi rumah beramai2 mencari jam dinding itu, namun tidak ketemu. Di saat itu suasana rumah masih tetap gaduh karena suara musik. Tiba2 papa menyuruh kakak mematikan tape nya dan menyuruh seisi rumah diam....
Di saat hening itu la akhirnya mereka bisa mendengarkan suara “tik...tok...tik...tok...”. Mereka mulai mengikuti sumber dari suara tersebut. Dan akhirnya mereka menemukan nya tersangkut di belakang lemari. Alhasil mereka tidak telat ke undangan.
Moral dari cerita ini:
Terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan kerjaan kita sehingga kita lupa pada Tuhan yang menggerakkan hidup kita. Baiklah kita coba luangkan waktu kita sejenak untuk berdiam diri, untuk menemukan kembali arah hidup kita, terlebih lagi untuk menyadari kehadiran penggerak hidup kita, yaitu Tuhan Yesus sendiri dalam hati kita.
A2) Cerita tentang orang yang mencari tempat bertemunya Surga dan bumi
Ada seorang anak yang selalu bertanya kepada papa nya, dimana tempat bertemunya Surga (langit) dan bumi. Namun papa nya tidak bisa memberikan jawaban. Akhirnya suatu saat si anak memutuskan untuk pergi dan menetap di tempat “bertemunya Surga dan bumi”. Berangkatlah dia membawa bekal, berjalan melalui hutan, hingga dia tiba di puncak suatu gunung, dia melihat horison. Ahh..dia pikir itulah tempatnya langit bertemu dengan bumi. Lalu dia memutuskan untuk berjalan kesana. Di tengah perjalanannya dia bertemu dengan seorang bapak. Si anak menanyakan tentang jalan menuju ke tempat yg ingin dia capai. Lalu bapak itu berbaik hati untuk mengantarkan si anak ini menuju ke tempat “bertemunya Surga dan bumi”.
Sepanjang perjalanan si anak mulai heran, karena dia merasa kalau jalan yang dilalui nya itu sudah seringkali dia lewati ketika dia pergi ke sekolah. Dia ingat persis jalan setapak di tengah hutan itu.
Setelah cukup lama berjalan akhirnya mereka sampai di tempat yang dicari si anak. Betapa terkejut dan bingungnya si anak karena tempat itu ialah rumah nya sendiri.
Dan ternyata bapak yang mengantarkan si anak tadi ialah Yesus sendiri.
Dengan ada nya Yesus di tengah2 keluarga kita, disanalah kita bisa merasakan cinta, kasih, pengampunan, penghiburan dalam persaudaraan. Disanalah tempat bertemunya Surga dan bumi.
Cuman bisa copas dan share dari email saudariku :)