Televisi memang bukan menjadi barang mahal lagi bagi masyarakat indonesia, ga kaya dulu ” cenah ” jaman dulu satu kampung itu cuman 1 orang yg punya televisi, sekarang ngga lage , hampir tiap rumah sudah punya televisi.
Dengan bertambahnya orang yang memiliki televisi guna memenuhi kebutuhan kidup mengenai HIBURAN ” cenah” menjadikan media televisi sebagai sarana promosi yang sangat bagus. karena jumlah orang yg nonton televisi buanyak banget.
ada satu cerita yang membuat saya kesal dengan aturan broadcasting indonesia,
Satu cerita saya ada kerjaan membuat agenda yang harus di kerjakan minggu ini. iseng nyambil nonton tv. saat itu saa nonton sebuah acara televisi dari stasuin tv swasta , kebetulan stasiun tv itu menayangkan sinetron dengan judul .. tiiiiiiit ( sensor ) heheheheh
saya coba ikuti alur cerita dalam sinetron ini, dan yang membuat saya aneh adalah sebagian besar acara sinetron yangi di siarskan oleh stasiun tv di indonesia.
1. anak kecil sd sudah di bawa kearah dunia percintaan antar sesama jenis, dan merubah pola fikir anak sd menjadi orang yng sudah dewasa dalam menanggapi masalah percintaan
2. lebih mevisualisasikan kekayaan, padahal mayoritas keluarga indonesia dibawah garis kemiskinan, hal ini yang menimbulkan anak remaja sejarang selalu mementingknan kebutuhan yang tidak terlalu penting dibandingkan sesuatu yang lebih penting.
3. style yang di pakai oleh pemeran sinetron perempuan kebanyakan berpakaian minim, sehingga berefek pada gaya berpakaian anak perempuan di sekolah yang lebih cendrung berpakaian minim, padahal ada aturan di sekolah kalau anak perempuan harus memakai rok di bawah lutut, dan baju di masukan cenah
4. Rambut para pemain sinetron laki laki sebain berambut panjang, dan menggabarkan bahwa di sekolah itu bebas untuk berrambut panjang.
Banyak hal yang saya coba lihat di lingkungan pendidikan , anak-anak sudah tidak terlihak seperti siswa di jaman saya sekolah dulu. kebanyakan sekarang siswa perempuan berpakaian minim, dan laki2 berpakaian dan berambut panjang.
Ada satu keanehan yang saya temui di lingkungan pendidikan, karna saya idup di lingkungan pendidikan kira-kira bener ga yah , namun inilah yang saya alami.
1. Orangtua lebih memilih anaknya di belikan motor/hp daripada membayar spp / membelikan barang yg lebih bermanfaat
2. hampir sebagian besar anak yg bermasalah adalah anak yang mayoritas secara ekonomi kurang
3. dll
ga salah kalo memang dulu saya berfikir kalo orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin, karna saya sering menemukan siswa saya yang bermasalah secara ekonomi memang kurang.
mau di kemanakan bangsa ini jika pola fikir anak sudah di rubah dan di rusak oleh acara acara tv yang tidak berbobot. dan lebih cendung pada sisi komersil
Indonesiaku tanah airku, Aku hidup aku lahir untuk indonesiaku, harapanku hanya satu untuk indonesiaku, jadikan generasi mudamu menjadi generasi sehat.