Wartawati Sanjuana Martinez menobrak tabu dengan membongkar pelecahan seksual di lingkungan gereja katolik Meksiko. Bukunya berjudul "Jubah Ungu" berkisah tentang Nicolas Aguilar Rivera, seorang pastur yang mengaku terlibat 90 kasus pelecehan seksual anak-anak di bawah umur, meraka adalah para korban yang menurut sang pastur justru harus dilindungi.
Kardinal Meksiko Norberto Rivera Carrera tidak pernah peduli terhadap gelombang tuduhan para korban pastur Aguilar. Sang pastur jutsru diutus ke Amerika Serikat. Di sana sang pastur kembali melakukan pelecehan seksual terhadap 26 anak di bawah umur. Keluarga korban di Amerika mengajukan tuntutan ke pengadilan. Berlainan dengan di Mexiko, berkas-berkas tuduhan pelecahan seksual di Amerika masih tersimpan rapih, para korban ditanggapi serius dan mereka tidak diancam. Penegakan hukum di Amerika berjalan baik.
Kejahatan moral
Pater Aguilar kembali ke Mexiko. Ia mendapat perlindungan gereja katolik dan pemerintah. Tapi tuntutan pengadilan di Amerika berjalan terus. Tidak saja terhadap Aguilar tetapi juga terhadap kardinal Rivera dan Mahony, yang menutup-nutupi kejahatan moral Aguilar.
Sejak revolusi awal abad lampau, Mexiko menjadi negara sekuler, tetapi gereja katolik tetap saja mempengaruhi roda kehidupan sehari-hari dan kegiatan politik Meksiko. Para rohaniwan katolik sering bisa bertindak-tanduk seenaknya saja tanpa bisa dijerat oleh hukum.
Dalam bukunya Sanjuana Martinez menulis tentang tragedi tiga-lapis yang dihadapi para korban pelecehan seksual. Selain penderitaan emosi, para korban pelecehan seksual juga menjadi bahan tertawaan masyarakat sekelilingnya, menjadi bulan-bulanan polisi, serta tidak ditanggapi serius oleh kehakiman, yang sama sekali tidak berusaha untuk menangkap para pelaku.
Kasus-kasus terdahulu
Kasus Aguilar bukan hal yang baru. Sudah lama terdengar banyak keluhan mengenai pemerkosaan oleh para pastur. Yang sangat menghebohkan adalah kasus Marcial Maciel Degollado pendiri Legionarios de Cristo - Laskar Kristus. Gugatan sudah sampai ke jenjang paling tinggi yaitu Sri Paus Yohannes Paulus kedua. Itupun sia-sia. Tahun 2004 wartawan Carlos Fazio menulis buku "Dalam Nama Bapa, Kejahatan Seksual Dalam Gereja". Buku ini pun merupakan hasil pengusutan yang luas, tapi juga tidak menghasilkan apa-apa.
Salah seorang korban Aguilar yang kini sudah dewasa, pantang mundur dan terus menutut sang pastur ke pengadilan di Amerika Serikat. Menurutnya sangatlah memalukan. Orang Mexiko tidak saja sampai harus mencari pekerjaan di Amerika tetapi mereka harus pula melarikan diri untuk mencari keadilan di seberang Rio Grande.
SNAP
Para korban pelecehan seksual mendirikan SNAP - "Jaringan Kerjasama Korban Pelecehan Seksual oleh Para Pastur". Organisasi ini memberikan bimbingan rohani dan mencoba menyeret para pelaku ke pengadilan. Jeff Anderson pengacara SNAP mengajukan 1200 kasus ke pengadilan. Dalam beberapa kasus ia berhasil menang. Ia juga berhasil menerima ganti rugi puluhan juta dollar dari gereja Katolik.
Masalahnya, dimensi kasus pelecehan seksual ini sangat luas. Ratusan rohaniwan menyalahgunakan wewenang dan pengaruh mereka sebagai hamba Tuhan.
Dalam buku "Jubah Ungu" terdapat daftar nama 514 pastur pedofil dan praktek-praktek kejahatan mereka. Pastur Aguilar telah diamankan oleh gereja katolik Mexiko ke sebuah kota kecil Puebla. Namun pihak kejaksaaan mengaku bahwa mereka tidak tahu dimana Aguilar bersembunyi, tegas wartawati Sanjuana Martinez ketika ia meluncurkan bukunya di kota tersebut.
Sanjuana Martinez berulang-kali diancam. Ia menjadi sasaran gereja katolik dan pemerintah Mexiko. Ia mendapat perlindungan CPJ, Komite Perlindungan Wartawan yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. Nederland Radio,2008