kalo bicara begini...
ada pertanyaan?
apakah saya berbahagia karena hari ini saya masih ada...?
atau apakah hari berbahagia karena saya masih diadakan?
: : :
Brain,
Sedikit cerita nih,,
Suaminya adik eyangku stroke dari tahun 1993 ( baru meninggal dua hari yang lalu )
Dia masih bisa bernafas , tapi seluruh anggota tubuhnya mati,,
Dia hidup didalam penjara tubuhnya sendiri selama 15 tahun! Bayangkan..
Seorang Doktor yang aktif selama hidupnya harus terpenjara didalam tubuhnya sendiri..
Kalau sudah begini, kita pasti berfikir, nikmat apa yang kita dustakan dari karunia Yang Maha Pencipta.
Karena dalam hal yang paling dasar pun, kita butuh CINTA NYA..
Aku nggak setuju, kalau kita beragama, karena takut dosa dan mengharapkan pahala saja – itu salah besar.
Kita beragama, karena kita bersyukur dan karena kita cinta kepada Yang Maha Pencipta kita
Cinta itu butuh pengorbanan kan ? ketaatan yang tulus dan ikhlas, menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya – itu semua harus dilakukan dengan tulus kan?
Kaum agnostik memang mencintai Sang Maha Pencipta dengan caranya sendiri, hingga menolak batasan dan rambu-rambu yang Sang Maha berikan untuk nya..
Kalau sudah begitu, apakah manusia tersebut bisa dikategorikan mampu memberikan CINTA yang tulus bagi Sang Maha Pencipta... :
Mungkin kaum agnostik sudah muak dengan semua pertikaian agama yang dilakukan para fanatik.. tapi mereka melakukan itu semua karena CINTA, iya kan?
Brain, please jangan bilang kamu nggak butuh apapun dari yang Sang Maha Pencipta, itu sombong dan sangat angkuh sekali lho... :