Jakarta - Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Agus Condro mengatakan, sejumlah mantan anggota dewan yang diduga terlibat aliran dana BI terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Miranda Goeltom telah mengaku bahwa mereka menerima travellers cheque pasca pemilihan Miranda.
Hal ini diungkapkan Agus seusai bertandang ke Sekretariat Badan Kehormatan DPR RI untuk menanyakan kapan BK memanggilnya untuk memberi keterangan seputar diterimanya cek tersebut. Agus mengatakan, berarti hingga hari ini ada lima anggota, termasuk dirinya yang mengaku menerima.
Pertama adalah Swn. Menurut dia, Swn yang diperiksa tanggal 23 September lalu telah mengaku kepada KPK bahwa dia menerima 10 lembar travellers cheque dari Dudhie Makmun Murod di ruangan Emir Moeis. Hal ini diketahui Agus dari staf ahli Swn.
"Dia mau menerima karena diperintah oleh fraksi. Dia akan mengembalikan uang kalau fraksi menyuruh mengembalikan," tandas Agus, Selasa (14/10) kemarin.
Berikutnya adalah WT yang diperiksa tanggal 22 September. Menurut Agus, WT mengatakan kepada staf ahli dan teman dekatnya bahwa dia menerima cek di ruangan Dudhie, bukan di ruangan Emir Moeis, berbeda dengan keterangan Agus.
"Entah yang betul saya atau dia, nantilah biar itu berproses. Yang jelas dia udah terima dan siap mengembalikan," katanya.
Beberapa orang lagi yang mengaku adalah Bdn dan Sur. Menurut Agus, Bdn mengaku menerima uang tapi tidak berbarengan dengan Agus, melainkan bersama mantan anggota Komisi IX lainnya Ni Luh Mariani Kertasari.
Sedangkan Sur, kata Agus, menerima karena menurutnya hal itu lazim dilakukan oleh orang yang sedang berbahagia. "Dia terima itu kan karena orang (Miranda) seneng trus kasih hadiah. Hatinya gembira dia (Miranda) kasih, masa nggak diterima (oleh Sur). Pak Sur ngomong gitu sama supir saya yang suka bawa cucian dia," tandas Agus.
Baik WT, Bn, dan Sur mengaku uang dari cek tersebut digunakan untuk membiayai kampanye presiden pada tahun 2004. Selain kelima orang ini, Agus mengatakan ada tiga orang lain yang juga menerima. Dua di antaranya bukan dari PDI-P. Pertama, MGS yang waktu itu berasal dari Golkar. Menurut Agus, surat pemanggilan KPK untuk klarifikasi ke MGS nyasar ke kantornya.
Dua orang lainnya adalah Hab (PDI-P) dan HMk (Golkar). "Tapi karena mereka sudah meninggal, nggak bisa dipanggil kecuali pakai jalangkung," ujar Agus disambut gelak wartawan