Kalau memang mengakui adanya Tuhan tentu saja dengan konsekuensi atas perintahNya apakah mengikuti atau tidak ? Kalau tidak ya apa gunanya mengakui adanya Tuhan
bagi brain yang ada tu hanya Tuhan.
Tuhan yang absolut.
Menurut brain, as i observed for long time now, Tuhan akan datang sendiri pada individu untuk menyampaikan, wait,,,,,
maaf saya koreksi.
bukan untuk menyampaikan, tapi untuk berdialog langsung dengan para PENCARI dan PENGHAMBAnya.
jadi, Tuhan langsung yang akan menjawab setiap pertanyaan para PENGHAMBA. bukan PENCARI.
bukan Muhammad.
bukan Yesus.
bukan Sidharta.
bukan SangHyangWidi.
nah, masalah si brain ini kalo saya perhatikan adalah dia sudah berusaha segala hal agar bisa berdialog dengan Tuhan. tapi dia masih tetap sebagai PENCARI. sedangkan Tuhan hanya bertemu dengan PENGHAMBA.
Makanya dia ngalor ngidul, bolak balik di GFT.
Mungkin, menurut dia, kalo dia membagikan hidayah (mengutip bang Nov), Tuhan akan bersimpati dan mempercepat pertemuan mereka.
gimana Brain?
kesimpulan saya?
:
kan cari dulu baru menghamba...
soal bertemu dengan Tuhan....aduh gusti...ibarat kata...rakyat kecil ketemu sang Raja...waduh jangan kan bertemu... membayangkan saja saya malu.
Raja bisa menitahkan seseorang untuk menyeret rakyat kecil kehadapannya.
Jangan kehilangan harapan dulu.