Udah jadi intinya sekarang agama ga ada yg bener.
Agama cuma dipake untuk mengumpulkan massa (Kayak geng motor, yg berbeda dihajar)
Kalau Anda percaya Agama, berarti Anda percaya takdir
kalau memang benar ada yg namanya takdir, berarti semua kebodohan yg terjadi ini ulahnya tuhan yg bikin takdir.
Kalo ada yg bilang ada takdir yg bisa diubah, berarti tuhan juga ga tau nanti dunia ini bakal kayak apa.
Tuhan ga tau, berarti takdir siapa yg tau???
Jadi mulailah berpikir menggunakan logika sebagai manusia dewasa. Apakah anda telah meyakini hal yg benar selama ini?
saya jadi inget cerita yang ini lho...
Seorang pemuda lulusan sekolah di Kota, setelah study bertahun-tahun yang kata dia sih, melanglang buana mencari ilmu dari berbagai macam guru, pulanglah dia ke kampungnya dengan sikap sedikit angkuh, sotoy ala anak muda masuk desa ..
Dan sesampainya di desa, yang bener-bener ndeso banget … besoknya dia bertandaang kerumah seorang kyai. Tanpa banyak basa-basi, dia ngomonglah sama Kyai yang terkenal pinter tapi sangat rendah hati.
Kira-kira beginilah percakapan mereka :
Pemuda :” Kyai, saya mau bertanya … kalau Kyai bisa menjawab 3 pertanyaan saya, maka saya baru bener-bener mengakui ketinggian ilmu Kyai .. sebab, pertanyaan ini sudah saya tanyakan ke lebih dari 10 orang yang pintar dalam ilmunya, termasuk ustadz dan ulama di Kota. Tapi tak satupun dari mereka yang bisa menjawabnya *sedikit bernada meremehkan*”
Kyai : *senyum* … “silakan saja nak .. semoga Allah berikan taufiq dan hidayahnya kepada kita”
Pemuda : “Pertanyaan saya yang 3 itu adalah …
1. Apa benar, Allah itu ada? kalau memang ada .. mana? bagaimana wujudNya?”
2. Syetan itu kan tercipta dari api … dan katanya, di akhirat nanti mereka semua masuk neraka. Lah… neraka kan isinya api .. syetan dari api … percuma dong Allah masukkan para syetan itu ke neraka. Gak akan ada rasanya”
3. Takdir itu apa?
Selesai bertanya, si pemuda menarik nafas, siap menunggu jawaban Kyai. Tapi .. baru beberapa senti senyumnya mengembang, mendadak terasa ada yang mendarat di pipinya, begitu cepat … begitu pedas! .. PLAAKKKKK!!! ternyata Kyai menamparnya.
Dalam kagetnya, sambil megangin pipi yang terasa panas, pemuda itu bertanya pada Kyai ..
“Kyai kenapa menampar saya? apa salah saya?”
Kyai : “Maaf anak muda …. tamparan saya tadi itulah jawaban atas pertanyaan anak yang 3 tadi”
Pemuda : “maksudnya? saya sungguh tak mengerti”
Kyai : “Tamparan tadi, rasanya bagaimana?”
Pemuda :”sakit” *dongkol, masih ditanya juga*
Kyai : “Kalau anak muda bisa mendefinisikan rasa sakit itu, coba tunjukkan pada saya, bagaimana wujud “sakit” itu?”
Pemuda : ……………….. *tertunduk*
Kyai : “Pipi anak terbuat dari apa? begitu juga telapak tangan saya,.. terbuat dari kulit, kan? … Sama-sama dari kulit, tapi kenapa terasa sakit?”
Pemuda : ………………………….*Nundukmakindalem*
Kyai : “Sewaktu anak keluar dari rumah tadi, dan menuju kerumah saya …. apakah anak sudah menduga akan saya tampar?”
Pemuda : “tidak ……………” *lirih*
Kyai : “itulah takdir …. kita bisa mengetahui kalau itu takdir, setelah terjadinya”
Pemuda : …………………………… nunduk lagi dan akhirnya pamitan sama Kyai …….. ^ ^