Bandung - Lagi media massa Malaysia menjelekan Indonesia. Harian Metro, koran terbesar di Malaysia, telah menuduh Bandung sebagai kota "pelacuran" dengan menulis headline di halaman satu,dengan judul "Mini Bandung Pusat Maksiat Pekerja Kilang (Pabrik)".
Harian berbahasa Melayu itu menurunkan berita, mengenai operasi Jabatan Agama Islam Pulau Pinang (Jaipp) dan polisi,di sebuah apartemen (pangsapuri) di Paya Terubong di Pulau Pinang. Apartemen itu diduga sebagai tempat kegiatan maksiat atau pelacuran yang dikenal sebagai "Mini Bandung".
Dalam operasi itu, Jaipp menemukan dua WNI, seorang laki-laki (31 tahun) dan pasangannya (27 tahun), dalam keadaan telanjang bulat dalam sebuah kamar di lantai 17. Dalam berita itu tidak ditulis apakah kedua WNI itu merupakan orang Bandung atau Jawa Barat.
Seorang polisi turut mengatakan, berdasarkan laporan masyarakat, apartemen itu dikenal sebagai lokasi pelacuran yang melibatkan pekerja wanita asing.
Sementara itu, juru bicara KBRI Kuala Lumpur Eka A Suripto, menyesalkan Harian Metro yang menurunkan berita itu menjadi headline halaman satu dengan judul "Mini Bandung Pusat Maksiat Pekerja Kilang" karena dari operasi itu hanya ditemukan sepasang WNI yang sedang tidur telanjang, bukan warga Bandung atau Jawa Barat. Juga tidak ada sumber yang mengatakan tempat itu dikenal sebagai "Mini Bandung".
"Kok bisa menurunkan headline dengan mengatakan lokasi pelacuran itu sebagai mini Bandung? Tidak ada bukti-bukti atau nara sumber yang terkait dengan Bandung," ujar Eka.
"Hal itu bisa diartikan bahwa masyarakat Malaysia menilai kota Bandung sebagai kota pelacuran atau bisa juga warga Malaysia berhidung belang biasa mencari pelacur di Bandung sehingga menimbulkan persepsi Bandung sebagai kota pelacuran," kata Eka.
"Inilah salah satu bukti bagaimana media massa Malaysia memburuk-burukan Indonesia sejak lama," tambah dia.