ADA sebuah cerita tentang seorang bapak dari desa makan di sebuah restoran di kota. Sebelum makan bapak itu membuat tanda salib dan berdoa dengan khusuk. Perbuatan itu dilihat oleh sekelompok pemuda kota yang juga duduk makan di restoran itu. Mereka menertawakan perbuatan bapak dari desa itu, yang berani berdoa secara terbuka di restoran umum. Salah seorang dari pemuda itu mengejek bapak dari desa itu dengan bertanya: “Hai bapak tu, apakah semua didesamu melakukan juga perbuatan yang sia-sia seperti yang engkau lakukan itu?" Dengan tenang, tetapi cukup terang bapak dari desa itu menjawab: “oh…tidak, babi-babi tidak melakukannya.”
Di tengah lingkungan dan situasi yang sama sekali tidak Kristiani, sering kita tidak berani menunjukan identitas kita sebagai orang Kristiani. Apa lagi memberi kesaksian tentang kekristenan kita. Kita cemas dan takut untuk melakukannya. Kita takut akan resiko yang bisa muncul karena kenekadan kita itu.
Bapak dari desa yang diceritakan di atas berani melakukannya. Ia berani menunjukan identitasnya sebagai orang Kristen dan berani memberi kesaksian tentang kekristenanya, walaupun ia berada di tengah lingkungan dan situasi yang tidak kristiani.
Dalam Injil hari ini kita mendengar Tuhan kita berkata: “jangan takut kepada manusia! Karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Ku katakana kepadamu di malam hari, harus kamu katakana pada siang hari dan apa yang dibisikan ketelingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut pada mereka yang dapat membunuh tubug tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku di surga”.
Dengan kata-kata tersebut Yesus mau mengatakan kepada kita supaya kita jangan takut dan cemas untuk mewartakan dan member kesaksian tentang Diri-Nya dan ajaran-Nya. Kita harus berani mengatakannya secara terbuka. Yesus memperingatkan kita supaya kita jangan takut kepada mereka yang hanya mampu menyentuh raga kita, tetapi tidak berdaya menyentuh jiwa kita. Kita hendaknya lebih takut kepada Tuhan yang mampu menyetuh jiwa dan raga kita. Selanjutnya Yesus menegaskan bahwa siapa yang berani mengakui Diri dan ajaran-Nya di depan manusia, akan diakui pula oleh Yesus di depan Bapa-Nya di surga. Tetapi siapa yang menyangkal Diri dan ajaran-Nya di depan manusia, akan disangkal-Nya di depan Bapa-Nya di surga. Yesus mendesak kita untuk berani mewartakan dan memberi kesaksian tentang Diri dan ajaran-Nya di tengah-tengah dunia ini.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam mewartakan Kristus dan ajaran-Nya tentu saja kita harus bijaksana. Tidak asal tabrak saja. Pewartaan dan kesaksian kita hendaknya selalu simpatik. Mungkin kita selalu perlu memakai atribut-atribut Karolik. Kekristenan kita harus lebih di tunjukan dalam sikap dan perbuatan. Dalam hal ini mungkin kita harus belajar banyak dari para martir yang berani menumpahkan darahnya demi kesaksian tentang Allah.
Pertanyaan untuk kita refleksikan bersama: “apakah dalam hidup kita sudah memberikan kesaksian tentang Dia dan Ajaran-Nya? Atau apakah kita takut melakukannya karena situasi yang tidak memungkinkan? Kalau belum, mari kita sama-sama mulai untuk melakukannya agar Yesus dapat mengakuinya di depan Bapa-Nya di surga.” **< ADA sebuah cerita tentang seorang bapak dari desa makan di sebuah restoran di kota. Sebelum makan bapak itu membuat tanda salib dan berdoa dengan khusuk. Perbuatan itu dilihat oleh sekelompok pemuda kota yang juga duduk makan di restoran itu. Mereka menertawakan perbuatan bapak dari desa itu, yang berani berdoa secara terbuka di restoran umum. Salah seorang dari pemuda itu mengejek bapak dari desa itu dengan bertanya: “Hai bapak tu, apakah semua didesamu melakukan juga perbuatan yang sia-sia seperti yang engkau lakukan itu?" Dengan tenang, tetapi cukup terang bapak dari desa itu menjawab: “oh…tidak, babi-babi tidak melakukannya.”
Di tengah lingkungan dan situasi yang sama sekali tidak Kristiani, sering kita tidak berani menunjukan identitas kita sebagai orang Kristiani. Apa lagi memberi kesaksian tentang kekristenan kita. Kita cemas dan takut untuk melakukannya. Kita takut akan resiko yang bisa muncul karena kenekadan kita itu.
Bapak dari desa yang diceritakan di atas berani melakukannya. Ia berani menunjukan identitasnya sebagai orang Kristen dan berani memberi kesaksian tentang kekristenanya, walaupun ia berada di tengah lingkungan dan situasi yang tidak kristiani.
Dalam Injil hari ini kita mendengar Tuhan kita berkata: “jangan takut kepada manusia! Karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Ku katakana kepadamu di malam hari, harus kamu katakana pada siang hari dan apa yang dibisikan ketelingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut pada mereka yang dapat membunuh tubug tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku di surga”.
Dengan kata-kata tersebut Yesus mau mengatakan kepada kita supaya kita jangan takut dan cemas untuk mewartakan dan member kesaksian tentang Diri-Nya dan ajaran-Nya. Kita harus berani mengatakannya secara terbuka. Yesus memperingatkan kita supaya kita jangan takut kepada mereka yang hanya mampu menyentuh raga kita, tetapi tidak berdaya menyentuh jiwa kita. Kita hendaknya lebih takut kepada Tuhan yang mampu menyetuh jiwa dan raga kita. Selanjutnya Yesus menegaskan bahwa siapa yang berani mengakui Diri dan ajaran-Nya di depan manusia, akan diakui pula oleh Yesus di depan Bapa-Nya di surga. Tetapi siapa yang menyangkal Diri dan ajaran-Nya di depan manusia, akan disangkal-Nya di depan Bapa-Nya di surga. Yesus mendesak kita untuk berani mewartakan dan memberi kesaksian tentang Diri dan ajaran-Nya di tengah-tengah dunia ini.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam mewartakan Kristus dan ajaran-Nya tentu saja kita harus bijaksana. Tidak asal tabrak saja. Pewartaan dan kesaksian kita hendaknya selalu simpatik. Mungkin kita selalu perlu memakai atribut-atribut Karolik. Kekristenan kita harus lebih di tunjukan dalam sikap dan perbuatan. Dalam hal ini mungkin kita harus belajar banyak dari para martir yang berani menumpahkan darahnya demi kesaksian tentang Allah.
Pertanyaan untuk kita refleksikan bersama: “apakah dalam hidup kita sudah memberikan kesaksian tentang Dia dan Ajaran-Nya? Atau apakah kita takut melakukannya karena situasi yang tidak memungkinkan? Kalau belum, mari kita sama-sama mulai untuk melakukannya agar Yesus dapat mengakuinya di depan Bapa-Nya di surga.” **
Copas dari :
Oleh Fr Apololinus, Pr