"Tuhan Yesus Kristus Adalah Jalan Yang Lurus"
Percayalah sobat Kepada Tuhan Yesus Kristus Dia akan menyelamatkanmu dari siksaan api neraka.
Bukalah hatimu dan terima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamatmu.
Inilah jalan yang di cari-cari oleh kebanyakan orang-orang.
Bahasa Arab : "Ihdinaz zirothol mustakim'
artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus ?
Tuhan Yesus Ialah Jalan Yang Lurus.
(Isa almasih = Tuhan Yesus Kristus ialah jalan yang Lurus )
Apalagi yang anda sangkal kalau Isa Almasih ialah Tuhan Yesus Kristus adalah jalan yang lurus itu dan yang menghakimi semua manusia menurut perbuatannya di hari penghakiman nanti ?
Firman Tuhan : "orang mati lalu di hakimi"
( Isa Almasih = Mesias= Tuhan Yesus Kristus ) = Juruselamat bagi orang yang percaya padaNya bagi yang tidak percaya akan di binasakan karena tidak mendapatkan keselamatan dari padaNya.
PERCAYALAH PADA TUHAN YESUS KRISTUS YAKINLAH TEGUH DALAM IMAN KEPADANYA ENGKAU AKAN DISELAMATKANNYA.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
AMIN
ini bukan bantahan apalagi sanggahan
ini informasi aja buat yang belum tahu
bukan-nya sok tahu :)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Shirath dapat dibaca dengan shad, siin dan zai dan tidak berubah arti.
Shiraathal mustaqiim, jalan yang lurus yang jelas tidak berliku-liku.
Shiraatal mustaqiim, ialah mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah saw.
Juga berarti Kitab Allah, sebagaimana riwayat dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Asshiratul mustaqiim kitabullah'.
Juga berarti Islam, sebagai agama Allah yang tidak akan diterima lainnya.
An Nawas bin Sam'aan r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Allah mengadakan contoh perumpamaan suatu jalan (shirrat) yang lurus, sedang di kanan-kiri jalan ada dinding dan di pagar ada pintu-pintu terbuka, pada tiap pintu ada tabir yang menutupi pintu, dan di muka jalan ada suara berseru, "Hai manusia masuklah ke jalan ini, dan jangan berbelok dan di atas jalanan ada seruan, maka bila ada orang yang akan membuka pintu dipenngatkan, 'Celaka anda, jangan membuka, sungguh jika anda membuka pasti akan masuk'.
Shiraat itu ialah Islam, dan pagar itu batas-batas hukum Allah dan pintu yang terbuka ialah yang diharamkan Allah- sedang seruan di muka jalan itu ialah kitab Allah, dn seruan di atas shiraf ialah seruan nasihat dalam hati tiap orang muslim.
(HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i).
Tujuan ayat ini minta taufik hidayat semoga tetap mengikuti apa yang diridai Allah, sebab siapa yang mendapat taufik hidayat untuk apa yang diridai Allah maka ia termasuk golongan mereka yang mendapa nikmat dari Allah daripada Nabi shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Dan siapa yang mendapat taufik hidayat sedemikian berarti ia benar-benar Islam berpegang pada kitab Allah dan sunnaturrasul, menjalankan semua perintah dan meninggalkan semua larangan syariat agama.
Jika ditanya, "Mengapakah seorang mukmin harus minta hidayat, padahal ia bersalat itu berarti hidayat?"
Jawabnya, "Seorang memerlukan hidayat itu pada setiap saat dan dalam segala hal keadaan kepada Allah supaya tetap terus terpimpin oleh hidayat Tuhan itu, karena itulah Allah menunjukkan jalan kepadanya supaya minta kepada Allah untuk mendapat hidayat taufik dan pimpinan-Nya.
Maka seorang yang bahagia hanyalah orang yang selalu mendapat taufik hidayat Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam ayat 136, surat an-Nisa:
"Hal orang beriman percayalah kepada Allah dan Rasulullah" (an-Nisa 136).
Dalam ayat ini orang mukmin disuruh beriman, yang maksudnya supaya terus tetap imannya dan melakukan semua perintah dan menjauhi larangan, jangan berhenti di tengah jalan, yakni istiqamah hingga mati.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Inilah maksud jalan yang lurus itu, yaitu yang dahulu sudah ditempuh oleh orang-orang yang mendapat rida dan nikmat dari Allah ialah mereka yang tersebut dalam ayat 69 an-Nisa :
Dan siapa yang taat kepada Allah dan Rasulullah maka mereka akan bersama orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari para Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin, dan merekalah sebaik-baik kawan. (an-Nisa 69).
Dilanjutkan oleh Allah dengan ayat:
"Dzalikal fadh lu minallahi wakafa billahi aliimaa" (Itulah kurnia Allah dan cukup Allah yang Maha Mengetahui.)
Ibnu Abbas berkata, "Jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Tuhan kepada mereka sehingga dapat menjalankan taat ibadat serta istiqamah seperti Malaikat, Nabi-nabi, Shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Bukan jalan orang-orang dimurkai atas mereka, yaitu mereka yang telah mengetahui kebenaran hak tetapi tidak melaksanakannya seperti orang-orang Yahudi, mereka telah mengetahui kitab Allah, tetapi tidak melaksanakannya, juga bukan jalan orang-orang yang sesat karena mereka tidak mengetahui.
Ady bin Hatim r.a. bertanya kepada Nabi saw.,
"Siapakah yang dimurkai Allah itu?"
Jawab Nabi saw., "Alyahud (Yahudi)".
"Dan siapakah yang sesat itu?"
Jawab Nabi saw. "An-Nashara (Kristen/Nasrani)".
Orang Yahudi disebut dalam ayat "Man la'anabullahu wa ghadhiba alaihi"(Orang yang dikutuk (dilaknat) oleh Allah dan dimurkai, sehingga dijadikan di antara mereka kera dan babi)
Orang Nashara disebut dalam ayat "Qad dhallu min qablu, wa adhallu katsiera wa dhallu an sawaa issabiil" (Mereka yangtelah sesat sejak dahulu, dan menyesatkan orang banyak, dan tersesat dari jalan yang benar)