Kidung Agung, 'Song of Songs' ( שיר השירים - SYIR HASYIRIM) ialah superlatif, yang mengartikan "nyanyian yang paling baik". LXX (Septuaginta) 'Asma Asmaton' dan Vulgata 'Canticum Canticorum' (dari sinilah judul pilihan lain 'Canticles') yaitu terjemahan harfiah dari bahasa Ibrani. Sebagai yang pertama dari kelima Gulungan (Kitab) Pesta (yaitu Kidung Agung waktu Paskah, Rut waktu Pentakosta, Pengkotbah waktu Hari Raya Pondok, Ratapan waktu peringatan pemusnahan Yerusalem tahun 586 dan Ester waktu Hari Raya Purim), Kidung Agung dibaca pada hari Raya Paskah.
Kidung Agung merupakan pelajaran yang menggunakan bahan baku dari realita hidup sehari-hari - atau 'masal' yang diperluas, yang melukiskan betapa luar biasa kekayaan cinta manusia. Ajaran Alkitab tentang cinta kasih fisik lama tersembunyi sebagai tabu, akibat pertapaan pemikiran yang semi Kristen; di sini keindahan dan kesucian cinta kasih suami istri dihargai sepenuh-penuhnya. Kendati Kidung Agung diungkapkan dengan kata-kata yang sangat gamblang, toh memberikan keseimbangan yang sehat antara kedua segi seksual yang ekstrim, atau hal-hal yang keterlaluan dalam hidup kelamin dan peniadaan adanya unsur asasi yang baik dalam cinta kasih fisik (asketikisme).
Kidung Agung membicarakan kesucian hidup percintaan manusia, dan dimasukkannya kitab itu dalam Kanon, mengingatkan kita kepada cinta kasih Ilahi, yang lebih murni dari cinta kasih kita.
KITAB KIDUNG AGUNG
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut שיר השירים - SYIR HASYIRIM (lagu dari lagu-lagu) sedangkan dalam LXX disebut sebagai Asma Asmaton dan dalam Vulgata disebut Canticum Canticorum yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Canticles atau Song of Solomon.
Kitab ini dalam naskah Ibrani termasuk yang pertama dari lima kitab yang dimasukkan Megiloth (tulisan suci) yang biasanya dibacakan kelima-limanya pada hari-hari raya Yahudi:
Kidung Agung = Paskah;
Rut = Pentakosta;
Pengkotbah = Tabernakel;
Esther = Hari Raya Purim;
Ratapan = Peringatan hari kehancuran Yerusalem.
Isi Kitab
Isi kitab menunjukkan pujian Cinta Kasih yang setia antara pengantin laki-laki dan pengantin wanitanya, menunjukkan penghargaan akan perkawinan yang suci (bandingkan Mazmur 45).
Penulis Kitab
Raja Salomo dianggap sebagai penulis yang paling memenuhi syarat, namanya dijumpai 6 kali (1;3;3,11;8, 12), dan tiga kali pemujaan raja (Salomo?) (1,12;7).
Masalah
Ada kritik yang ditujukan pada kitab ini yang isinya terlalu berterus terang tentang pengungkapan cinta birahi antar pria dan wanita. Kalau kita perhatikan dengan benar-benar isi Kitab Suci, memang isinya sering bercerita secara terus terang mengenai keadaan manusia, tidak dibuat-buat atau direkayasa dan dari keadaan manusiawi demikian itulah diberitakan Kebenaran Allah kepada umat manusia!
Kalau isi kitab Kidung Agung benar-benar dicamkan, maka dari bentuk kata-kata puitis dan romantis ini terungkapkan arti kesetiaan dan hubungan Kasih antar suami isteri yang bernilai tinggi untuk direnungkan! Dibalik itu, ada pula yang menafsirkan isi Kidung Agung sebagai bayangan kesetiaan antara Kristus dan jemaat sebagai mempelai wanitanya).