JAKARTA, Indonesia kembali diharumkan namanya melalui prestasi bocah-bocah cilik ini di kancah internasional.
Melalui ajang kompetisi 12th Po Leung Kuk Primary Mathematics World Contest 2008 yang diselenggarakan tanggal 12-16 Juli di Hongkong ini, mereka berhasil membuktikan bahwa generasi muda mampu unjuk gigi dalam bidang sains.

Lima dari delapan siswa yang dikirimkan mampu menempati posisi first class honour sedangkan secara tim mereka berhasil menempati posisi first runner up. Secara perorangan, mereka yang berhasil menempati posisi first class honour adalah Stefano Suryanto (Jakarta), Richard Akira Heru (Semarang), Christa Soesanto (Jakarta), Peter Young (Surabaya), dan Fransisca Susan (Jakarta).
Sementara itu, ketiga rekannya yang lain, Nicholas Tarino (Jakarta) dan Vincent (Jakarta) berhasil menempati posisi second class honour daN Reynaldi Nugroho (Jakarta) berhasil menempati posisi third class honour . Kedelapan bocah ini kemudian dibentuk dalam dua tim untuk mengikuti kategori team competition. Salah satu timnya mampu menempati posisi first runner up dan menjadi salah satu dari enam tim yang disebut champion of best overall performance, bersama Bulgaria, USA, China, Taiwan dan Filipina.
Dalam kompetisi kategori individual, para peserta diminta menyelesaikan 15 soal dalam bentuk esai dan isian singkat. Tingkat kesulitan soal sangat tinggikarena variabelnya memerlukan penyelesaian yang bersifat inovatif dengan ide yang cemerlang dan cerdas. Mereka yang dapat menyelesaikan keseluruhan soal dengan hasil sempurnalah yang dapat meraih posisi first class honour.
Prestasi ini disambut baik oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Suyanto yang hadir dalam acara jumpa pers dengan para pemenang di Jakarta, Kamis (17/7). Suyanto mengharapkan agar para siswa berprestasi ini terus mengasah kemampuannya dan tak bosan belajar. Selain itu, Suyanto juga mengharapkan orang tua dapat bersinergi dengan sekolah dan anak itu sendiri untuk menciptakan kualitas manusia yang seimbang. Apa maksudnya?
"Harus seimbang, kecerdasan intelektual dengan kecerdasan yang lain. Anak-anak cerdas arus mampu menyampaikan ekspresi, tidak diam dan 'cool'. Harus diseimbangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional sehingga dapat menguasai segalanya," ujar Suyanto.
Sumber