Cerita ini dinisbatkan pada tokoh-tokoh tasawuf ratusan tahun yang lalu....
Ada seseorang, mau menjual tanah dan rumahnya....
Sebab belum laku-laku, kemudian ia bernadzar kepada Tuhan..
" Ya Tuhan, seandainya rumah ini laku terjual, maka yang 50 % akan kuberikan kepada fakir miskin dan untuk syiar agama, untuk perjuangan agama...Biarlah untuk aku hanya 50 % saja dari hasil penjualannya"
Setelah Nadzar itu diucapkan,
berduyun-duyun orang-orang melihat tanah dan rumah yang mau dijual itu...
Mungkin Tuhan mengabulkan doanya....
Mungkin ada anak fakir miskin yang mendengar kemudian ikut serta menginfromasikan pada yang membuthkan rumah dan tanah....
atau mungkin juga, ada ulama yang mendengar akan nadzar untuk membantu perjuangan agama itu, sehingga kemudian ia membantu dengan doa-doa yang dimilikinya.....
Melihat yang datang berbondong-bondong dan mulai banyak yang menanyakan harganya, si orang yang mau jual tanah ini berubah pikirannya untuk soal nadzar,
kemudian ia berkata...
"Rumahku ini kujual sekaligus dengan kucing yang kumiliki"
Berapa harganya ? berapa harganya ?
"Harganya untuk rumah ini adalah seribu rupiah saja.......tetapi kucingku harganya 63 juta rupiah...."
"Pembelian rumah haruslah dengan pembelian kucingnya.....!"
Demikianlah, akhirnya rumah itu terjual dengan harga seribu rupiah dengan ditambah kucing seharga 63 rupiah....
Dan si orang tersebut melaksanakan nadzarnya dengan memberikan Rp. 500, lima ratus rupiah untuk fakir miskin dan untuk syiar agama Alloh...
(saduran bebas dari "kisah sufi" karya Idries Shah)