Mengapa kebanyakan org selalu berbicara damai, cinta kasih, kebebasan, tapi ujungnya berantem mulu.
Andai Ahmadiyah merusak islam apakah mereka memaksa seluruh umat islam mengikuti aliran mereka?
Kalo ada yg suka masuk ahmadiyah itu kan keingin mereka sendiri, apakah mereka telah melukai org ato melakukan kejahatan sampai kebebasan beragama dan berkeyakinan mereka di cabut.
Mengapa org selalu menuntut HAM mereka tapi tidak menghormati HAM org lain?
Bagi org yg mendukung FPI apakah anda2 terluka kalo ada umat anda berpindah agama?
Tapi anda tidak keberatan kalo org berpindah ke agama anda, bukan?
Emang dunia punya kalian semua apa?
Ini saya ulang Post saya
Ciek menulis:
Berita dari detik menurut Ketua PBNU tentang Ahmadiyah :
03/06/2008 14 WIB
PBNU: FPI & AKKBB Keliru Meletakkan Konotasi Ahmadiyah
Nurul Hidayati - detikcom
Jakarta - Bagaimana PBNU, ormas Islam terbesar di Tanah Air memandang rusuh Monas 1 Juni? Mereka berpandangan, baik FPI maupun AKKBB, keliru memaknai Ahmadiyah.
"Kelompok yang berada di Monas (FPI dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan/AKKBB) keliru meletakkan konotasi Ahmadiyah ini, sehingga mereka mengatakan bahwa Ahmadiyah ini adalah masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan," kata Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan pada detikcom, Selasa (3/6/2008).
Hasyim menuturkan, sebenarnya, masalah Ahmadiyah ini bukan masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan, tetapi ada masalah penodaan agama tertentu, dalam hal ini adalah Islam.
Menurutnya, kalau Ahmadiyah lahir sebagai agama tersendiri, itu tidak masalah. Tapi kalau dia (Ahmadiyah) mengaku Islam, lalu nabinya ada dua, itu masalah dalam konteks ke-Islam-an, tidak dalam konteks agamanya (Ahmadiyah).
"Saya kira, dalam agama lain pun demikian. Misal, jika ada orang Kristen dan saya orang Islam, tentu ia harus rela, karena hal itu adalah masalah kebebasan beragama. Tapi, jika ada orang Kristen mengaku orang Kristen, tapi salibnya tidak ada Yesus-nya, tapi gambar orang lain, dia tersinggung enggak? Berarti itu adalah penodaan terhadap intern Kristen sendiri," beber Hasyim.
Jadi, imbuh Hasyim, ini adalah masalah meletakkan Ahmadiyah dalam konteks kebebasan beragama, padahal ini konteksnya adalah pembelokan dari agama tertentu. Lain kalau dia (Ahmadiyah) sebagai agama sendiri, itu malah bebas, dalam konteks konstitusi Indonesia.
"Jadi, hendaknya dibedakan antara kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan masalah penodaan terhadap agama tertentu. Lalu, terjadi kekaburan atas dua hal yang saya sebutkan tadi," ungkapnya.
Hasyim juga menyatakan, pihak yang menyerang telah melakukan kesalahan di mana kekerasan dilakukan tanpa prosedur hukum yang berlaku. Apa pun alasannya, hal itu tidak dapat dibenarkan di dalam negara hukum seperti Indonesia ini.
Pemerintah sendiri, lanjut Hasyim, sampai hari ini lebih banyak berwacana daripada melakukan tindakan prevensi dan represi. Prevensi artinya mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Represi agar bisa menekan mereka gerakan yang bertentangan dengan hukum negara. ( nrl / asy)
Jadi bukan karenan kebebasan beragama saja dilihat tetapi penodaan terhadap agama yang dianut di Indonesia