Dua orang manusia menerima kerinduan sebagai sebuah gagasan, iman dan semangat. Mereka saling mencari dan menunggu satu sama lain.
Alissa: perempuan kristiani anak sulung seorang pendeta itu percaya akan menemukan lelakinya di sepanjang perjalanan mencarinya. Ketika ia mulai letih dan langit tampak senja, ia memasuki mesjid dan membangun kenangan tentang lelakinya: Muhammad. Alissa bersimpuh berjam-jam lamanya disana dan berharap ia akan datang ketika adzan bergema. Ia tahu, setiap kerinduan bisa berarti sepi. Ia terpejam pelan dan berdo`a "Tuhan, cinta ini demikian kudus," gumamnya,. "pertemukan aku dengannya."
Di lain tempat, lelaki muslim itupun mencari perempuannya, Alissa. Muhammad mencarinya disebuah gereja. Iapun menunggu dan begitu paham bahwa kerinduan kerap beranjak sepi dan sunyi. Lonceng gereja berbunyi merdu dan beberapa kilometer dari seberang jalan, dari sebuah mesjid adzan terdengar memasuki jendela gereja, lembut merasuki sudut bathin. Lelaki itu tersenyum dan segera melakukan shalat di ruang gereja yang hening. Ia berdo`a tentang rindu, harapan dan cinta.
Di sebuah mesjid, Alissa tetap menunggu dan berdo`a diatas sajadah dan senja perlahan beranjak pulang. Ia menyandarkan rindu di dinding mesjid dan sembahyang, mensyukuri setiap harapan yang cantik diceruk rindu. Demikian pula Muhammad, ia menunggu di ruang gereja yang hening.
Mereka tahu, rindu kian sepi tetapi terasa indah dan agung. Mereka tahu, setiap do`a yang dilahirkan akan sampai kehadapan Tuhan Yang Maha Mengerti Cinta—mereka meyakininya. Mereka percaya akan bertemu, akan bersatu. Adzan usai, lonceng gereja diam. Kerinduan mereka berjumpa dalam shalat dan sembahyang, bermuara dalam do`a. demikian khusuk cinta mereka. Demikian khusuk penantian mereka.
Muhammad berdiri di pintu gereja, ia menatap langit malam. Beberapa orang melewatinya dengan senyum yang ramah. Iapun melihat orang berondong-bondong sepanjang jalan yang sunyi.
"Demikian cantk, Dik, cinta kita untuk seluruh manusia. Kita tahu bahwa kita sanggup saling mencintai dan mampu mencintai Tuhan yang sama...dan percaya dicintai Tuhan yang sama." gumam Muhammad " Ya Rabb, aku mencintainya." Iapun berjalan menuju tepi jalan, berdiri dan menunggu. Sementara Alissa menatapnya lembut dari balik jendela mesjid. "Terima Kasih Tuhan." Bisik Alissa. Malam kian larut. Hening. Mereka bersitatap...