Temen wa juga masuk kampus itu. Dulu dia & teman-temannya menganggap jika dirinya sendiri adalah DEWA. Memang mereka hanya ingin beradu pendapat saja tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan mereka berpikir seolah-olah saat itu belum ada agama, dan belum terpikir tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka coba berpikir secara rasional (logika saja). Mereka meminta bukti otentik tentang semua agama yg ada. Secara tidak langsung saya & kawan2 pun pernah ditanya dia. Tapi semua teman-teman saya (teman di rumah, bukan di kampus) hanya menganggapnya gila. (gila lu, kaya gak ada kerjaan aja). Tidak luput juga teman saya yg mengangap DEWA itu tidak pernah mandi, rambut panjang gimbal terurai kaya gembel. (tapi pake parfum, masih sadar kale ya).
Klo gak salah nama mata kuliahnya : Pemahaman (klo gak salah, lupa nih beberapa tahun yg lalu)
Tapi akhirnya dia waras tahun 2003 klo ga salah setelah bertemu kyai / ajengan di tasik. Pulang dari tasik rambutnya rapih, bersih dan jadi santri tuh sampe sekarang (good job bro).