Pencarian Adam
Adam, demikian nama yang dipercaya setidaknya oleh tiga agama besar yaitu : Islam, Yahudi dan Nasrani sebagai manusia pertama yang diciptakan dan menghuni bumi beserta Hawa (Eve).
Apa yang akan saya tulis disini adalah tentang dibagian bumi mana Adam ketika diturunkan dari surga karena tergoda oleh "Iblis" untuk memakan buah Khuldi. Letak pertama kali Adam diturunkan ini ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan. Yang kemudian para ilmuan menamakan sebagai Adam Scientist.
Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
Q.S Al-Israa' : 61-62
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.
Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
Q.S Thaahaa : 120-123
Dalam Kitab Suci Al Qur'an tidak diterangkan dimana tepatnya Adam diturunkan. Dan saya rasa dalam kitab Injil dan Taurat pun demikian.
Selama ini dikalangan masyarakan Non Muslim terutama masyarakat barat mereka mempercayai sosok Adam sebagaimana yang digambarkan oleh pelukis terkenal Michelangelo Buonarroti dengan judul : "The Creation of Adam".

Dari lukisan "The Creation of Adam" karya Michelangelo Buonarroti tersebut sekilas dapat disimpulkan bahwa sosok Adam adalah laki-laki berkulit putih tipikal orang Eropa.
Penelitian pencarian Adam dilakukan dengan cara pengambilan sample "DNA". Sebagaimana kita ketahui bahwa "DNA" membawa informasi genetik yang diturunkan dari orang tua kita, nenek atau kakek kita dan seterusnya keatas. Semua sel dalam tubuh kita kecuali sel darah merah membawa informasi genetik.
Seseorang membawa 23 pasang kromosom yang diwarisi dari ayah dan ibu mereka. Kromosom yang ke 23 dikenal dengan kromosom gender atau yang menentukan jenis kelamin. Kita menerima kromosom X dari ibu, sementara dari pihak ayah bisa berupa kromosom X atau Y. Kromosom yang diwarisi dari pihak ayahlah yang kemudian menentukan jenis kelamin seorang anak. Apabila seorang ayah menurunkan kromosom X maka akan menghasilkan kombinasi XX dan jenis kelamin anak akan menjadi perempuan. Dan apabila menurunkan kromosom Y maka akan terjadi kombinasi XY untuk anak laki-laki.
Metode inilah yang sekarang digunakan oleh dunia kedokteran untuk membantu pasangan suami istri supaya mereka bisa menentukan jenis kelamin anak mereka atau dengan kata lain memesan jenis kelamin anak. Pada saat pembuahan dokter-dokter memisahkan kromosom yang tidak diinginkan.
DNA terdiri dari empat bagian : adenine (A), cytosine (C), thymine (T), and guanine (G). Urutan ini dikenal dengan istilah rangkaian "DNA".

Penelitian difokuskan pada pencocokan kromosom Y. Dimana kromosom Y akan menunjukan garis keturunan laki-laki, dari anak, ayah, kakek buyut dan seterusnya. Pada pengujian kromosom Y terkadang terjadi perubahan rangkaian DNA. Perubahan rangkaian DNA ini terjadi sekali pada setiap 500 generasi. Perubahan-perubahan inilah yang membantu para ahli untuk kemudian membentuk percabangan genetik DNA pada sebuah keluarga.

Kita juga mewarisi apa yang dinamakan mitochondrial DNA (mtDNA) dari pihak ibu. Perubahan genetik pada mtDNA cenderung lebih lambat, prosesnya bisa terjadi dalam ribuan tahun. Baik Laki-laki maupun perempuan memiliki mtDNA. Mutasi mtDNA terjadi dari waktu ke waktu dan biasanya pada populasi yang berbeda. Hal inilah yang mempermudah ilmuan menentukan garis keturunan kita. Dari pengujian mtDNA inilah dapat ditentukan berasal dari negara atau benua manakah nenek moyang kita.
Adalah Professor Spencer Wells, ilmuan berusia 37 tahun yang memimpin dan mengembangan penelitian tentang pemetaan ""DNA"" dengan nama Genographic Project. Proyek ini merupakan hasil kerjasama antara National Geographic Society dengan IBM dengan tujuan mengumpulkan jutaan sample "DNA" dan membuat bank genetik dari seluruh dunia. Untuk kemudian memetakan perjalanan migrasi (genetik) manusia sejak jaman Adam.
Proyek ini berpusat di Washingtonnya, D. C dan terdapat sepuluh pusat penelitian Genographic Project di dunia yang menerima contoh darah dari jutaan orang yang juga terbuka untuk umum. Contoh-contoh "DNA" diprioritaskan pada penduduk asli suatu negara atau benua. Seperti suku Navajo di Amerika, Aborigin dan suku-suku asli di benua Asia.
Di Asia salah satu yang diambil contoh "DNA"-nya adalah Battur Giliran yang merupakan keturunan langsung dari Genghis Khan. Professor Wells juga mengumpulkan contoh "DNA" dari prajurit-prajurit mongolia dari abad ketiga belas. Selama perang dan ekspansi prajurit-prajurit mongolia tersebut menyebarkan gen mereka melalui perkawinan langsung atau tidak langsung. Dan menurut hasil penelitian enam belas juta orang saat ini memiliki mutasi genetik langsung dari Genghis Khan.

Di Amerika penelitian dilakukan pada suku Navajo yang kemudian hasil penelitian menunjukan asal-usul mereka adalah dari Siberia.

Sementara pada suku Aborigin pemetaan "DNA" menunjukaan nenek moyang mereka berasal dari Afrika.

Demikian, penelitian ini dilakukan selama lima tahun dan berhasil mengumpulkan jutaan contoh "DNA". Singkat cerita, hasil penelitian dan pemetaan "DNA" ini semakin menyempit dan mengarah kepada satu titik asal yaitu Benua Afrika.
Ini yang agak sulit saya ceritakan karena kebetulan saya menyaksikan acara di National Geographic Channel dengan judul Search For Adam. Dimana hasil penelitian ini mengarah pada suku Hadzabe di Tunisia, Afrika Selatan. Kalo anda kebetulan menyaksikan acara yang sama, sungguh suatu pemandangan yang luar biasa. Alam disana masih sangat indah, dengan padang rumput dan danau-danau yang mengelilingi serta pohon-pohon yang rindang. Kalo boleh saya katakan, alam disana seperti gambaran surga. Sungguh sangat indah.
Kemudian yang luar biasa dalam suku Hadzabe disana karakter dan wajah orang-orangnya menggambarkan karakter orang-orang sekarang yang menyebar diseluruh dunia. Ada yang mirip orang cina, india...luar biasa. Seolah-olah suku Hadzabe ini adalah miniatur dunia. Sayang saya tidak berhasil mendapatkan gambar alam dan suku Hadzabe persis seperti saat saya menyaksikan tayangan dari National Geographic Channel. Bahasa yang mereka gunakan pun masih sangat sederhana, yang menurut penelitian ini adalah awal mula bahasa yang dipakai oleh Adam. Cara mereka hidup dan berburu juga masih sangat primitif.

Genographic Project menyimpulkan bahwa hasil pemetaan "DNA" menyatakan bahwa asal-usul manusia adalah dari seorang laki-laki yang hidup di Benua Afrika 60.000 tahun yang lalu. Laki-laki tersebut dipercaya sebagai Adam. Adam Scientist.
Genographic Project juga melakukan olah gambar digital tentang wajah Adam melalui pendekatan wajah-wajah orang di suku Hadzabe serta contoh-contoh tulang tengkorak dari orang-orang jaman dulu. Hasil dari olah gambar digital ini jelas sangat berbeda jauh dengan lukisan Michelangelo Buonarroti dengan judul : "The Creation of Adam".


peta awal perjalanan atau penyebaran manusia.

After a DNA analysis reveals his ancestors' migration route, American traveler Donovan Webster goes on a quest to meet his relatives in Africa, Uzbekistan, and beyond. Famed photographer Steve McCurry captures it all. Here we showcase portraits of the people they encounter.
Webster first traveled to a Rift Valley camp in Tanzania, where he met the Hadzabe Bushmen, one of the world's most ancient groups of hunter-gatherers (above, left). They are among the closest living links to our earliest human ancestors. "Among them, I felt a peaceable happiness," he says.
Two women rest beside a baobab tree, a source of fruit and honey for the tribe (above, right). "As I lived, hunted, and gathered with the Hadzabe, I was shocked by how much food existed across the landscape," says Webster. "There were fruits and berries, honey to be gathered from inside hollow baobab trees, and clutches of enormous tubers to be dug from the ground."
Related Resource:
The Genographic Project, a partnership of National Geographic and IBM, with support from the Waitt Family Foundation.
Dengan kemajuan teknologi biomokuler, maka pengujian dengan sampel DNA manusia sudah menggantikan cara melacak asal usul nenek moyang manusia, yang mana penemuan- penemuan bukti arkeologis digunakan sebagai bukti pelengkap saja.