Hukum Sabat
Hari Sabat (Sabtu) adalah hari Tuhan yang harus dikuduskan. Pada hari itu setiap orang dilarang bekerja, dilarang memasang api di rumah (lampu, kompor, dan lain-lain) karena Sabat adalah hari perhentian penuh. Orang yang bekerja pada hari Sabtu harus dihukum mati (Keluaran 20-11,31,35-3).
Ayat ini mustahil dipraktekan di jaman modern. Siapa yang sanggup mengamalkan ? Siapa yang mau dibunuh apabila melanggar hukum Sabat ?
pemahaman ini harus diperbaiki :
Hari Sabath adalah hari kudus Tuhan ( bukan Sabtu) .
Yesus juga bekerja pada hari Sabtu .
Kata shabbat dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja shabat, dalam bahasa yang asma, yang secara harafiah berarti "BERHENTI", atau shev yang berarti "duduk". Meskipun shabbat hampir secara universal diterjemahkan "ISTIRAHAT" atau suatu "masa istirahat", terjemahan yang lebih harafiah adalah "berhenti", dengan implikasi "berhenti dari melakukan pekerjaan". Jadi Sabat adalah hari untuk orang berhenti bekerja, dengan implikasinya beristirahat. Kata Ibrani untuk melakukan "mogok", misalnya, shevita, berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan shabbat, dan mengandung implikasi yang sama, yaitu bahwa para buruh yang mogok secara aktif berhenti melakukan pekerjaan, dan bukan secara pasif "beristirahat".
Kebetulan, hal ini menjelaskan pertanyaan teologis yang sering diajukan tentang mengapa Allah perlu "beristirahat" pada hari yang ketujuh dalam penciptaan, seperti yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Bila dipahami bahwa Allah "berhenti" bekerja dan bukannya "beristirahat" dari kerjanya, penggunaan ini lebih konsisten dengan pandangan Alkitab tentang Allah yang mahakuasa yang tidak membutuhkan "istirahat". Namun demikian, artikel ini akan mengikuti terjemahan yang jauh lebih umum tentang sabat sebagai "istirahat".
Kebingunan linguistik yang lazim menyebabkan banyak orang percaya bahwa kata itu berarti "hari ketujuh." Meskipun akar kata untuk "tujuh", atau "sheva", sama dengan ucapannya, tulisannya berbeda.
Perayaan Sabat disebutkan beberapa kali di dalam Torah, terutama sebagai perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20-11 dan Ulangan 5-15). Contoh-contoh lainnya adalah Keluaran 31-17 dan 35-3, Imamat 19 dan 30, 23 dan Bilangan 28-10 (Korban). Sabat diacu secara langsung oleh para nabi Yesaya (56,6) dan Yehezkiel (ps. 20, 22, 23) dan Nehemiah 9, selain sejumlah rujukan lainnya dalam Alkitab Ibrani