Orang Percaya dan Dosa yang Masih Tertinggal
Kehidupan orang Kristen bukannya tanpa kesalahan. Meskipun ia telah diperbaharui
kembali kepada kondisi asalnya, pembaharuan ini tidaklah sempurna sampai
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Orang Kristen berkecimpung dalam
peperangan yang dahsyat antara kebenaran dan dosa. Paulus menjelaskan konflik
ini sebagai berikut:
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh
berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga kamu
setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki (#/TB Gal 5).
Roh Kudus yang tinggal di antara orang-orang percaya berada dalam peperangan
dengan pemikiran daging manusia. Sebagai akibatnya, ada dua prinsip yang bekerja
dalam diri orang percaya, yang satu kepada ketaatan dan yang lain pada
ketidaktaatan. Walaupun orang Kristen berusaha untuk bergantung pada Allah
dengan memperhatikan wahyu-Nya untuk mendapatkan pengetahuan dan moralitas,
namun ia gagal untuk melaksanakan keinginannya secara terus menerus. Pada waktu
tertentu orang Kristen dapat kembali kepada dosa yang terjadi pada waktu
kejatuhan dengan memberontak atau mengabaikan fakta perbedaan Pencipta dengan
ciptaan.
Penurunan ini dengan sendirinya memperlihatkan penolakan akan pengakuan atas
wahyu Allah dalam segala sesuatu termasuk Firman Tuhan. Sebagaimana orang tidak
percaya tidak dapat terlepas sepenuhnya dari kualitas penciptaan sebagai manusia
yang diciptakan menurut gambar Allah, demikian pula orang Kristen tidak dapat
terlepas sepenuhnya dari dosa yang masih tertinggal dalam hidupnya. Dia tidak
konsisten dengan prinsipnya akan kebergantungan secara total kepada Allah dan
oleh karenanya ia tetap dapat melakukan kesalahan dalam pemikiran dan
tindakannya (lihat Ilustrasi 14 ==> Image 00016).
Dengan alasan ini maka orang Kristen secara berulang-ulang didorong untuk
menghindari dan menolak dosa. Paulus berkata:
bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus
Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang
fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (#/TB Rom 6, 12).
Dan dalam bentuk pernyataan yang positif ia berkata:
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu (#/TB Rom 12).
Kebergantungan kepada Allah untuk pengetahuan dan moralitas tidak datang secara
otomatis bagi orang Kristen. Hal ini harus disertai dengan usaha yang serius, di
mana kita sungguh berusaha untuk mendapatkan "penyucian di mana tanpa itu tidak
ada seorang pun akan dapat melihat Allah" (#/TB Ibr 12). Ini merupakan tugas yang
panjang dan sulit namun kita harus berusaha secara terus menerus apabila kita
ingin mengenal Allah dan kehendak-Nya. Pada saat kita berpikir bahwa kemampuan
orang Kristen untuk mengetahui kebenaran disebabkan oleh kelahiran baru Ian
berpaling dari kejatuhan, kita juga harus ingat bahwa dosa masih mempengaruhi
kehidupan orang Kristen.
Karakter manusia yang telah ditebus oleh Kristus merupakan pengertian yang-
dasar bagi apologetika alkitabiah. Pekerjaan Kristus di atas kayu salib dan
dalam kebangkitan-Nya telah memperbaharui pengetahuan yang sejati dan kebenaran
bagi orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun dosa masih ada, namun orang yang
telah ditebus oleh Kristus dapat bergantung kepada Allah untuk pengetahuan dan
moralitasnya.
sumber : sabdanet