Polusi udara yang terjadi setiap hari pada kota-kota besar, seperti DKI Jakarta dianggap bukan hanya mengancam masalah paru-paru saja, namun juga soal kejantanan atau reproduksi pria.
Semakin banyak seorang pria terpapar polusi, maka semakin tinggi risiko ia mengalami masalah kurangnya kejantanan, bahkan sampai mandul dan tidak bisa punya keturunan. Benarkah?
Mengutip berbagai sumber, polusi udara seperti dari asap knalpot maupun debu berdampak buruk bagi kejantanan dan kesuburan lelaki karena merusak kualitas sperma.
Sebagai informasi, ada tiga faktor penting dalam menentukan kualitas sperma. Pertama adalah jumlahnya, kedua bentuknya, dan ketiga adalah gerakannya.
Jika ada kelainan salah satu dari ketiga faktor itu, maka risiko pria tidak subur akan semakin meningkat.
Jika seorang lelaki terpapar polusi dalam jangka waktu yang lama maka akan berdampak pada penurunan jumlah sperma. Testis tidak akan berfungsi dengan baik dalam suhu yang tinggi yaitu 37 derajat celcius, hal ini bisa menyebabkan produksi sperma terganggu kualitasnya.
Sementara polusi udara mengakibatkan suhu menjadi meningkat. Hal itu akan membuat testis mengalami efek peningkatan suhu yang tidak normal. Ditambah faktor lainnya yang memperburuk kerja testis, seperti penggunaan celana ketat atau duduk di tempat panas.
Selain itu, asap knalpot maupun debu memiliki banyak kandungan berbahaya bagi tubuh, seperti kandungan timbal, kadmium dan merkuri. Saat zat-zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh, maka akan menimbulkan reaksi stres oksidatif dan gangguan komposisi DNA, protein, serta membran lemak dari sel sperma.
Untuk mencegahnya, para dokter dan ahli kesehatan menyarankan agar sering menggunakan masker jika berada di luar ruangan untuk mengurangi risiko terpapar polusi udara. Selain itu, makanan yang sehat seperti sayur dan buah dapat menangkal radikal bebas yang bisa merusak kejantanan Anda.
https://www.reqnews.com/leisure/43199/polusi-udara-jakarta-mengancam-kejantanan-pria-mitos-atau-fakta