Belasan tahun mengabdi untuk negara, guru honorer di SD Negeri 20 Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara curhat soal bayaran yang diterima, yakni hanya Rp 300 ribu per bulan.
Salah satu guru honorer, Marana (38) mengatakan, ia sudah mengabdi sejak 2007, namun tetap bertahan sebagai pengajar dengan bayaran kecil itu, karena kecintaannya pada dunia pendidikan.
"Saya bertahan menjadi guru honorer karena kecintaan terhadap pekerjaan yang sudah saya jalani sejak 2007," kata Mariana, seperti dikutip dari Merdeka, Jumat 26 November 2021.
Ia mengaku sudah ikhlas dengan upah kecil yang jauh dari kelayakan tersebut. Hanya karena semangatnya mendidik anak-anaklah yang tetap membuatnya bertahan.
"Saya senang mengajar anak-anak. Honorarium itu pastinya tidak cukup, apalagi saya memiliki empat anak. Tapi, tidak apa-apa karena saya cinta pekerjaan guru. Mungkin dengan ketulusan ini nanti saya bakal lulus pegawai negeri sipil," ujar Mariana.
Mariana menjelaskan, ia adalah guru honorer dengan SK Bupati Aceh Utara. Namun, belakangan ini sejak Juli 2021, ia tak pernah lagi menerima gaji.
"Dulu saya digaji Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Namun sejak beberapa bulan lalu, saya tidak dapat lagi honorarium. Saya berharap dengan adanya program seleksi PPPK, para guru honorer dapat lebih sejahtera," kata dia.
Sementara Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Utara Sarjan meminta pemerintah menyejahterakan para guru honorer dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan guru-guru honorer, gaji guru honorer di Aceh Utara jauh dari kata sejahtera. Jika guru bekerja dengan nyaman, maka hasilnya juga akan lebih maksimal," ujar Sarjan.
Kemudian, Sarjan mengatakan pemerintah, baik pusat maupun daerah harus melihat secara nyata di lapangan terkait kondisi guru-guru yang bekerja untuk mencerdaskan anak bangsa.
https://www.reqnews.com/news/43126/miris-parah-belasan-tahun-mengabdi-guru-honorer-di-aceh-hanya-dibayar-rp-300-ribu