Merahputih.com - Tidak ada yang menyangkan bila akun deepcruise pada sosial media TikTok bukan Tom Cruise yang asli. Namun paras, mimik dan gesturenya sangat mirip bintang film Mission Impossible itu.
Video yang ada di TikTok itu berhasil meraup penonton 11 juta orang. Tom Cruise palsu itu memiliki tiga video salah satunya adalah mempertunjukan permainan sulap.
Menurut Sam Gregory dari witness.org, sepertinya akun itu ditujukan untuk para perempuan. Para perempuan ini menjadi target dari teknologi bernama deepfakes. Dia mengatakan saat ini melihat saja menimbulkan keraguan. Tidak ada diragukan dengan video itu, semua orang melihat Tom Cruise.
Teknologi yang memungkinkan Tom Cruise palsu sangat mirip dengan aslinya adalah dengan menggunakan teknologi Deepfakes. Teknologi ini muncul di tahun 2014 yang diciptakan oleh Ian Goodfellow, direktur pembelajaran mesin pada Special Projects Group di Apple.
Seperti laman Dailymail menuliskan, Deepfakes merupakan kependekan dari deep learning dan fake. Teknologi ini memungkinkan artificial intelligence (AI) untuk membuat video palsu berdasarkan individu tertentu yang menjadi target. Deepfake dibuat dengan memasukan algortma komputer atau memberikan serangkaian instruksi, termasuk banyak image dan audio dari individu yang menjadi target.
Kemudian komputer akan mempelajari data-data individu yang sudah dimasukan sebelumnya. Komputer akan mempelajari ekspresi, perilaku, suara dan perubahan nada-nada di suaranya. Namun dahsyatnya bila memiliki rekaman suara dan audio dari seseorang akan memudahkan komputer membuat video palsu orang itu.
Meskipun pembuatan video dengan Tom Cruise palsu itu hanya bertujuan hiburan semata. Teknologi ini menjadi perhatian di masa-masa pemilu. Umumnya publik takut akan dapat membuat video yang menjatuhkan kandidat tertentu.
Seorang ahli, henry Ajder menyampaikan pada Times of London, bahwa teknologi ini tak akan dikembangkan. Karena nanti banyak bermunculan kasus-kasus negatif dan penyalahgunaan. Keprihatinan juga dilontarkan oleh Rachel Tobac, CEO SocialProof perusahaan online security, bahwa saat ini kita sudah mencapai tahapan pemalsuan tak terlihat. Meskipun demikian seorang profesor dari University of California, Hany farid, menyatakan bahwa teknologi ini sangat memukau.
Rachel tobac mengungkapkan keprihatinannya, bahwa Deepfakes akan berakibat pada kepercayaan publik, dapat membuat pelaku kejahatan mengingkari tindak kriminalnya yang terekam oleh kamera. Dapat pula dijadikan media untuk mempermalukan atau memanipulasi orang. Untungnya TikTok sudah memiliki aturan yang melarang meniru atau mengidentifikasikan dengan orang lain atau lembaga.
Sumber:
https://merahputih.com/post/read/tom-cruise-palsu-meraup-11-juta-viewers