
sumber: https://www.abiabiz.com
Seorang muadzin (muazin) di Masjid Pusat London ditikam dalam sebuah insiden, lebih dari satu jam setelah sembilan orang ditembak mati dalam moment teror Jerman. Korban diidentifikasi sebagai Rafat Maqlad, 69 tahun, sedang azan, isyarat panggilan untuk shalat, waktu serangan terjadi.
“Dia memang mengupayakan mencari perlindungan imam untuk merawat dirinya. Dia ditikam di anggota leher,” kata seorang saksi mata. “Ini skenario yang benar-benar menakutkan.”
Setelah insiden itu, polisi menangkap seorang pria berusia 29 tahun, namun menyebutkan serangan itu tidak dimotivasi oleh kekerasan, lapor CNN. Seorang saksi menyebutkan tersangka telah nampak di masjid sepanjang enam bulan terakhir.
Waktu telah masuk waktu shalat saat pelaku menebas muadhin tua itu tak lama setelah pukul 3:10 (waktu setempat) kemarin. Penyerang diyakini telah tunggu hingga shalat diawali sebelum saat bergegas ke arah korban dan menikamnya di bahu anggota kanan.
“Doa baru saja dimulai. Tersangka shalat di belakang korban, sebelum saat menikamnya,” kata seorang saksi mata.
Pada waktu kejadian, dilaporkan bahwa kira-kira 100 orang berada di masjid, membantu menangkap tersangka sebelum saat polisi datang.
Mafat Maqlad muadhin di Masjid Pusat London, dekat Taman Regent. Setiap hari ia bertugas memanggil umat Islam untuk shalat berjamaah di masjid. Polisi dipanggil ke masjid langsung setelah perihal dan seorang pria bersama dengan luka tusuk. Korban dilarikan ke rumah sakit setelah kejadian.Dia nampak tersenyum pada petugas yang merawat lukanya.
Polisi menangkap pelaku, yang oleh para saksi dilukiskan sebagai seorang Eropa Timur. Polisi menyebutkan pelaku ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan, kutip Dailymail, Jumat (21/2).
Petugas selamanya di area perihal malam itu dan aula untuk shalat telah dibuka dibuka kembali, waktu polisi melanjutkan penyelidikan mereka. Pengunjung masjid mengirim foto gambar-gambar seorang polisi memegang seorang pria di lantai lewat fasilitas sosial tak lama setelah perihal ini.
Gambar-gambar itu perlihatkan seorang pria kulit putih mengenakan celana jins dan kaki telanjang di letakkan di lantai setelah mengumandangkan doa adzan, di dalam masjid oleh aparat. Sementara orang lain, juga seorang anak kecil, menyaksikan kejadian. Satu video yang beredar di fasilitas sosial perlihatkan pisau di lantai, di bawah kursi plastik.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pembaruan status di account Twitter perlihatkan penyesalan atas insiden tersebut. “Ini mengerikan dan ini seharusnya tidak terjadi, terutama di tempat-tempat ibadah,” tulisnya.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby lewat account twitternya: “Tolong bergabung bersama dengan saya dalam berdoa untuk pengobatan bagi korban dan untuk perdamaian di semua komunitas kami.