
Perekonomian G20 mengalami penyusutan yang dalam di Triwulan ke-2
Beberapa waktu lalu, banyak negara yang mencatatkan hasil ekonominya untuk triwulan kedua di tahun ini. Ketika pandemi COVID-19 sedikit mereda, ternyata PDB di kawasan G20 turun 6,9% yang belum pernah terjadi sebelumnya.
G20 melihat penurunan mendalam yang terjadi terhadap latar belakang langkah-langkah pembatasan yang diperkenalkan untuk menekan penyebaran COVID-19, data dari Ordganisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menunjukkan. Ini merupakan penurunan paling tajam dalam 11 tahun terakhir. Penurunan serupa terjadi pada triwulan pertama 2009 pada puncak krisis keuangan.
Di triwulan pertama, PDB pada negara-negara G20, yaitu Argentina, Australia, Brazil, Inggris, Jerman, India, Indonesia, Italia, Kanada, China, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Turki, Perancis, Afrika Selatan, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Erioa, turun 3,5% dibandingkan dengan tahun 2019.
"China adalah satu-satunya negara G20 yang mencatat pertumbuhan dengan 11,5% pada triwulan kedua tahun 2020, mencerminkan awal pandemi di negara ini dan pemulihan selanjutnya," ungkap OECD. Para ahli percaya bahwa alasan lonjakan ini adalah respons yang cepat terhadap wabah pandemi. Hal yang penting, epidemi virus korona dimulai di China, yang memungkinkan negara tersebut untuk mengatasi tantangan geopolitik ini lebih awal. Tak heran, ekonomi China pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara lain.
Sementara China mencatat rekor kenaikan PDB, indikator yang sama di India menurun drastis. Pada triwulan kedua tahun 2020, PDB di India turun hingga 25,2%. Inggris, secara khusus juga tidak dapat memilah konsekuensi virus korona. Penurunan di Inggris mencapai 20,4%. Penurunan triwulanan di Korea Selatan dan Rusia kurang terlihat sebesar 3,2%.
Paruh kedua tahun ini cenderung mengecewakan bagi perekonomian UE. PDB zona euro merosot 11,4% ketika konsekuensi pandemi mulai dirasakan secara lebih luas.
Pada triwulan kedua tahun 2020, PDB di kawasan G20 jatuh sebesar 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Meksiko (17,1%), Afrika Selatan (16,4%), Prancis (13,8%), Italia (12,8%), Kanada (11,5%), Turki (11%), Brasil dan Jerman (9,7%), Amerika Serikat (9,1%), Jepang (7,9%), Australia (7%), dan Indonesia (6,9%) mencatat penurunan terbesar.
Diumumkan 18 September 2020
© InstaForex Group