<a rel="nofollow" href="http://beritaonline24.co">Berita Unik </a>- Berjudul "Pilih Hidup : Panggilan Alkitab untuk memberontak" "Kata Tuhan bagi saya lebih sekedar ungkapan dan produk kelemahan manusia, Alkitab adalah sekumpulan kisah-kisah mulia, tapi primtif dan sangat kekanak-kanakan," tulis fisikawan besar abad ke-20, Albert Einstein.
Pernyataan itu muncul dalam tulisan tangan Einstein pada 1954 yang kemudian dikenal sebagai "Surat Tuhan".
Surat asli buah tangan ilmuwan besar yang mengembangkan teori relativitas dan memenangkan Nobel Fisika itu laku 2,9 juta dolar AS atau senilai setkitar Rp 41 miliar di rumah lelang Christie's New York, AS. Sang pembeli tak mau identitasnya dipublikasikan.
Bukan kali pertama surat Einstein yang berbahasa Jerman itu terjual. Saat pertama kali muncul ke publik pada 2008, surat tersebut laku sekitar 404 ribu dolar AS dalam sebuah lelang di London, Inggris, pada tahun yang sama.
Baca juga : <a rel="nofollow" href="http://beritaonline24.co/arti-dari-surat-iblis-300-tahun-yang-lalu-ini-akhirnya-terungkap-juga-isinya-mengejutkan-sekali/">Arti Dari Surat Iblis 300 Tahun Yang Lalu Ini Akhirnya Terungkap Juga Isinya, Mengejutkan Sekali !!</a>
Dalam surat tersebut, Einstein tidak cuma menyinggung soal Tuhan dan kitab suci. Ia juga menyinggung identitas etnisnya sebagai sesorang Yahudi. Meski ia bangga menjadi seorang Yahudi, namun Yudaisme yang diklaim murni sebenarnya tak ada bedanya dengan agama lain : sama-sama wujud dari takhayul primitif. Menurut Einstein, orang Yahudi tidak berbeda dengan manusia lainnya dan tak bisa disebut sebagai "bangsa pilihan".
Tapi, apa maksud dan konteks surat tersebut? Kepada siapa "Surat Tuhan" ditujukan?
<a rel="nofollow" href="http://beritaonline24.co/wp-content/uploads/2018/12/infografik-mozaik-einstein-01.jpg"></a>
"Surat Tuhan" ditulis untuk menanggapi sebuah buku berjudul karya filsuf Yahudi-Jerman bernama Eric Gutkind (1877-1965)
Menurut ulasan di majalah yang ditulis Emil L.Fachenhei, buku Gutkind menyinggung 'superioritas' bangsa Yahudi. Gutkind mengatakan jiwa orang Yahudi sempurna secara intelektual dan spiritual. Untuk memperkuat klaimnya itu, nama Einstein dicomot sebagai contoh superioritas intelektual orang Yahudi.
Namun, rupanya Einstein tidak senang dan akhirnya menulis surat untuk memaparkan keberatan-keberatannya terhadap klaim Gutkind.
"Orang Yahudi adalah satu-satunya kelompok di mana dia (Einstein) masih merasa sebagai anggota," kata Diana L.Kormos-Buchwald, profesor sejarah di California Institute of Technology dan direktur Einstein Papres Project. "Tapi, dia seperti itu karena dilahirkan sebagai orang Yahudi, bukan lantaran menganggap orang Yahudi sebagai bangsa terpilih," jelas Kormos-Buchwald.
Lewat "Surat Tuhan", Einstein hendak bilang kepada Gutkind bahwa ia tidak sepemikiran dengannya dan tak menyukai klaim-klaim sang filsuf meski menyebut nama Einsten 11 kali dan mengusungnya sebagai fisikawan maha hebat.
Surat tersebut nampaknya juga menggambarkan pandangan final Einstein tentang agama dan Tuhan. Setahun setelah surat itu ditulis, Einsten menghembuskan nafas pada 18 April 1955 di Princeton, New Jersey, AS.
Dari kehidupan Einstein sebagai ilmuwan yang paling berpengaruh di abad ke-20, hal yang sering membuat publik penasaran adalah pandangannya sang fisikawan soal Tuhan dan agama. Tak sedikit orang yang menanyakannya langsung pada Einstein.
Biografi .
Saat ditanyai tentang Tuhan, Einstein berkelar bahwa ia mengimani "Tuhannya Spinoza", merujuk pada Baruch Spinoza (1632-1677), filsuf yahudi Portugal yang tinggal di Belanda. Bagi Einstein, "Tuhannya Spinoza" adalah sosok yang menyingkap dirinya selaras dengan dunia" alih-alih "Tuhan yang selalu gelisah dengan nasib dan perbuatan manusia.
Spinoza dikenal sebagai salah satu pelopor filsafat rasionalis pada abad ke-16. Karya-karyanya masuk dalam daftar buku terlarang Gereja Katolik, khususnya karena ia ditubuh menyebarkan ateisme.
Dilansir dari , Einstein tampaknya terpesona pada panteisme Spinoza. Panteisme adalah gagasan yang menempatkan Tuhan sebagai sesuatu yang identik dengan alam semesta. Posisi Tuhan dalam ini impersonal dan tidak tertarik pada urusan manusia. Kebahagian manusia lahir dan pemahaman akan alam semesta alih-alih dari doa pada Tuhan.
Einstein pernah bilang bahwa ia bukan seorang ateis. Pada kesempatan lain, Einstein mengatakan ateis fanatik sama intolerannya dengan kaum fundamentalis agama.
"Banyak fisikawan melakukan ini. Pernyataan seperti itu membuat orang berpikir bahwa para fisikawan ini adalah orang yang percaya pada Tuhan. Ini sekadar perumpamaan kebenaran absolut," ujar Goldstein
Hingga 2008, "Surat Tuhan" rupanya ada di tangan ahli waris Gutkind.
<b>Sumber : beritaonline24.co</b>