<p class=" post-text-align-center">
Meskipun perkembangan kognitif anak berbeda-beda antara satu dengan lainnya, tapi sebenarnya ada ciri-ciri tertentu yang bisa dijadikan sebagai gambaran umum untuk menandai perkembangan dari kognitif anak pada tiap usia.
Sebagai orang tua, penting sekali untuk tahu hal-hal semacam ini. Jangan sampai Anda terkesan acuh dan justru lebih mementingkan perkembangan fisiknya semata. Padahal perkembangan kognitif semacam ini sudah pasti sama pentingnya.
Meskipun demikian, sampai saat ini masih cukup banyak para orang tua yang lebih memperhatikan perkembangan fisik anak dibanding perkembangan kognitifnya. Ada kalanya hal semacam ini terjadi lantaran ketidaktahuan para orang tua dalam hal mengenali kemampuan kognitif si kecil di berbagai tahapan usia.
Bagi para orang tua yang merasa belum terlalu mengerti mengenai hal semacam ini, Anda sudah berada di tempat yang sangat tepat. Di bawah ini adalah gambaran umum yang bisa Anda jadikan sebagai bahan pengamatan pada anak usia 1-2 tahun dan juga 3-6 tahun.
Pekembangan Kognitif Untuk Anak Usia 1-2 Tahun
Ketika si kecil sudah berusia lebih satu tahun, pada umumnya perkembangan otaknya sangat pesat. Pada usia 1 tahun ini, anak mulai mempu mengingat berbagai pengalaman yang dialaminya beberapa jam sebelumnya atau bahkan sehari sebelumnya.
Selain itu anak sudah bisa melakukan hal-hal yang ia pelajari beberapa saat sebelumnya, seperti halnya melempar bola atau menyusun balok. Tidak hanya itu saja, anak usia 1 tahun juga sudah bisa mulai melihat hubungan antar peristiwa.
Contohnya saja seperti jika dirinya melempar bola maka bola tersebut akan memantul, atau pada saat dirinya menekan tombol di TV maka TV tersebut akan menyala, dan lain sebagainya. Meskipun suara tv masih harus dijaga dalam batas wajar agar <a rel="nofollow" href="https://www.friso.co.id/artikel/benarkah-suara-televisi-dapat-mengganggu-perkembangan-kognitif-anak">perkembangan kognitif anak</a> tidak terganggu.
Anak juga sudah mulai mengenali orang lain sebagai orang asing dan sebagai orang tuanya Anda harus siap ditempel terus oleh si kecil. Sebab pada usia 1 tahun ini anak sudah mulai selektif terhadap orang yang ingin menggendongnya.
Kemudian ketika anak sudah berusia 2 tahun rata-rata sudah bisa meniru atau berpura-pura menjadi sosok lain. Contohnya saja berpura-pura memberi minum bonekanya ataupun berbiara di telpon mainan.
Pekembangan Kognitif Untuk Anak Usia 3-6 Tahun
Perkembangan kognitif pada anak usia 3-6 tahun terbilang cukup pesat dan sebagai orang tua Anda harus siap-siap capek untuk meladeninya. Contohnya saja anak usia 3 tahun yang sudah mulai gemar bertanya ‘mengapa’.
Selain sudah gemar bertanya, anak juga akan selalu menyimak jawaban yang Anda berikan dengan catatan Anda bisa memberikan penjelasan yang mudah untuk dipahaminya.
Meskipun seperti itu, anak belum bisa memahami alasan maupun penjelasan yang detail ataupun serius. Oleh sebab itu sebisa mungkin berikan penjelasan dengan menggunakan kalimat beserta alasan yang sederhana.
Saat usia anak sudah 3 tahun ke atas seperti ini, tugas orang tua menjadi lebih menantang. Hal ini dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana seperti inilah yang justru butuh penjelasan yang rumit.
Misalnya saja mengapa kucing tidak bisa bicara? mengapa kita harus berdoa? Mengapa tidak boleh minum susu dari ibunya lagi?, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kenapa menjadi rumit, hal ini disebabkan pertanyaan-pertanyaan dari si kecil butuh jawaban yang rumit, tapi di sisi lain Anda perlu membuatnya menjadi sederhana.
Saat si kecil sudah berusia 3 tahun, usia yang sangat tepat untuk anak diperkenalkan ke tempat-tempat dimana dirinya bisa bermain sambil berlajar berbagai macam hal, contohnya saja seperti kebun binatang ataupun museum.
Selain itu, pada usia inilah anak juga sudah mulai menunjukkan ketertarikannya pada mainan atau bidang spesifik seperti halnya menggambar, musik, olahraga, dan lain sebagainya.
Tapi yang perlu Anda ingat di sini adalah anak belum begitu paham mengenai konsep watu yang panjang. Misalnya saja jika diberitahu bahwa dulu sekitar 200 ribu tahun yang lalu pernah hidup binatang yang bernama dinosaurus. Dalam hal ini anak belum bisa memahami jarak waktu antara dulu dengan sekarang.
Perkembangan ranah kognitif anak usia 4 tahun sudah mulai mengerti berbagai konsep dasar yang biasa diajarkan di sekolah, mulai dari waktu pagi, siang, malam, panas, hujan, dan lain sebagainya.
Kemudian ketika anak sudah memasuki usia 5 tahun, anak sudah mulai bisa menamai hari, angka, huruf alfabet, serta memahami bentuk seperti halnya kotak, bulat, dan lain sebagainya.
Setelah anak usia 6 tahun, perkembangan pada kognitif anak sudah berkembang menjadi bisa lebih memahami dunia yang ada di sekelilingnya. Hal ini ditandai dengan anak sudah mulai mengumpulkan informasi, mengevaluasinya, lalu menginterpretasikannya sesuai dengan kemampuannya.
Pada usia 6 tahun ini anak juga sudah mulai membaca dan menulis kalimat. Selain itu, anak juga sudah mampu mengerjakan penjumlahan dan pengurangan dengan bentuk yang masih sederhana.
Pada usia 6 tahun ini, anak juga sudah mulai memiliki pemikiran baru yang lebih matang. Dalam hal ini sebagai orang tua sebisa mungkin untuk membantu memantapkan perkembangan kognitifnya ini, salah satu contohnya bisa dengan permainan yang dapat mengasah daya ingatnya.
Penting sekali untuk terus menstimulasi otak anak dalam upaya untuk mendukung perkembangan kognitifnya. Tapi yang terpenting untuk selalu diperhatikan adalah tidak perlu membanding-bandingkan perkembangan otak kognitifnya dengan anak lain. Hal ini disebabkan setiap anak memiliki waktunya sendiri.
Namun jika Anda merasa perkembangan kognitif anak mengkhawatirkan atau bisa disebut terlambat, usahakan untuk mengkonsultasikannya pada dokter anak mapun psikolog.