
Gaya hidup sehat sepertinya merajalela di era kini. Semua orang ingin memperpanjang umurnya dengan memperbaiki pola hidup. Minimal, bila malas olahraga, makanan jadi sasaran utama.
Makanan adalah bahan bakar utama tubuh manusia. Apabila orang terlambat makan saja, pastilah gampang marah, kalau sudah parah bisa terkena maag hingga kematian. Sudah begitu, bukan hanya tepat waktu dalam mengkonsumsi hidangan, menu sendiri bisa membedakan mana yang sehat dan tidak. Misalkan saja, orang yang makan daging cenderung dianggap tidak sehat, sedangkan mereka yang rajin konsumsi buah dan sayuran dianggap sayang dengan tubuhnya. Apa benar demikian?
Orang tua bilang makan sayur supaya tetap sehat. Padahal, ternyata ilmu pengetahuan alam era kini berhasil mengkuak kenyataan mengejutkan! Makan terlalu banyak sayur bisa bikin sembelit, lho!
Lho? kok bisa?
Argumentasi bahwa sayur bisa membuat tubuh lebih sehat nan ramping berasal dari serat. Konon katanya semakin banyak serat yang dikandung tubuh, maka makin gampang untuk mengolah asupan yang masuk. Tapi, apa jadinya kalau hanya serat yang dimakan tapi tidak ada asupan lain? Ibarat terlalu banyak pekerja dalam satu perusahaan padahal tidak ada yang dikerjakan, jadilah gabut!
Tubuh juga demikian. Saat terlalu banyak serat terkumpul, tubuh tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan dengan membludaknya kandungan serat. Sudah begitu, tidak ada asupan lain untuk diluluhkan menjadi kotoran. Alhasil perut penuh dengan serat yang tidak berhasil keluar. Makin lama makin sesak, menyebabkan sembelit dan sakit perut yang tidak tertahankan.
Ironisnya lagi, masalah kelebihan serat justru bukan menyerang orang dewasa. Anak-anak kecil justru jadi sasaran empuk masalah pencernaan akibat serat yang terlalu melimpah dalam tubuh. Pasti sering lihat kan anak menangis dan kesakitan? Bisa jadi karena anak sakit perut karena serat lho!
Lantas apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyebab gangguan pencernaankarena serat? Jawabannya rajin-rajinlah menggabung serat dengan elemen lain. Mari berkaca kembali apakah benar sudah makan dengan gizi seimbang atau malah sekedar asal makan saja?