Tidak mudah membangun infrastruktur maritim setelah sekian
lama memunggungi lautan. Sebab, Indonesia yang terbentang dari Aceh hingga
Papua merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan terhubung oleh luasnya
lautan. Tetapi Presiden Jokowi sejak tahun pertama kepemimpinannya sudah
bertekad bahwa pembangunan infrastruktur laut merupakan harga mati yang tidak
lagi bisa ditawar.Pemerintahan Jokowi meyakini bahwa pembangunan infrastruktur
laut merupakan kata kunci untuk mengejar perekonomian yang setara antara
kawasan barat, tengah, dan timur Indonesia. Tanpa memberdayakan anugerah lautan
luas itu, pemerataan ekonomi akan sangat sulit dicapai.Dalam kaitan itulah
pemerintahan Jokowi terus gencar membangun berbagai infrastruktur laut yang
kemudian dikenal dengan istilah "tol laut". Dengan tol laut,
distribusi barang dan logistik antarpulau di Indonesia akan menjadi lebih
mudah, efisien, dan murah.
Kapal-kapal pengangkut dari Jawa menuju Papua,
misalnya, tidak lagi dibebani ongkos mahal ketika harus kembali ke Jawa. Hal
itu bisa terwujud karena komoditas unggulan di Papua juga akan dengan mudah
diangkut ke daerah lain.Dalam rentang waktu empat tahun sejak 2014, kemajuan
pesat pun langsung mencuat. Hingga April 2018, Kementerian Perhubungan telah
sukses mengoperasikan 15 trayek kapal tol laut, yang mayoritas di antaranya
melayani rute ke timur Indonesia.Dengan beroperasinya ke-15 tol laut tersebut,
data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan harga
kebutuhan pokok di bagian timur Indonesia. Disparitas harga kebutuhan yang bisa
dipangkas pun sudah menyentuh angka 20 hingga 40 persen.
Di Anambas, Kepulauan Riau, Kementerian Perhubungan
saat ini tercatat membangun empat pelabuhan. Sedangkan untuk wilayah timur
Indonesia, beberapa pelabuhan juga sedang dibangun di wilayah utara Sulawesi
dan memiliki konektivitas dengan pelabuhan yang dibangun di wilayah Papua
maupun ke NTT.Geliat ekonomi yang mulai terlihat nyata setelah kehadiran tol
laut tersebut, masih sangat perlu ditingkatkan lagi. Alasan itulah yang membuat
Presiden Jokowi kembali mematok target pembangunan 32 pelabuhan hingga 2019
nanti. Untuk tahap pertama, sebanyak 25 pelabuhan akan dibangun pada 2018 dan 7
pelabuhan lagi akan dikerjakan pada 2019.Salah satu yang paling teranyar adalah
pembangunan Pelabuhan Tanjung Kijing di Pontianak Kalimantan Barat, yang segera
dibangun tahun ini. Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp 14 triliun ini
juga masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional. Di Sorong, Papua,
Kementerian Perhubungan juga akan membangun pelabuhan dengan nilai Rp 2,1
triliun yang diproyeksikan akan rampung pada 2021 mendatang.
Tak ketinggalan, pelabuhan berskala internasional yang
nantinya melayani kebutuhan ekspor-impor juga akan dipusatkan di Pelabuhan
Bitung, Sulawesi Utara. Pengembangan Pelabuhan Bitung dengan investasi sebesar
Rp 365 miliar diharapkan akan menjadi pusat distribusi arus ekspor-impor untuk
kawasan timur Indonesia.Sementara untuk kawasan Sulawesi Selatan, akan dibangun
juga Pelabuhan Makassar New Port dengan kapasitas 720.000 teus/tahun. Adapun
untuk kawasan barat Indonesia, pengembangan Pelabuhan Internasional Kuala
Tanjung juga masuk dalam prioritas untuk segera diselesaikan.Dengan
tersambungnya seluruh kawasan Indonesia melalui jalur tol laut yang didukung
pelabuhan yang mumpuni, harapan pemerataan ekonomi akan jauh lebih mudah
tercapai. Memang ini bukanlah pekerjaan mudah, tetapi Presiden Jokowi telah
bekerja keras untuk meletakkan fondasi pembangunan yang sangat vital terlebih
dahulu.