Selama ini, saudara kita yang berada di wilayah
terdepan, terluar dan tertinggal (3T) kerap mendapati kondisi yang tidak adil.
Daerah itu tidak terjamah pembangunan yang merata, sehingga berdampak pada
berbedanya harga kebutuhan pokok.Hal ini yang menjadi perhatian serius
pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pemerintah ingin agar ketimpangan
pembangunan antar daerah ini bisa diakhiri.Sekarang masanya pemerataan agar
tercipta kondisi yang berkeadilan. Hal itu salah satunya diwujudkan melalui
program BBM Satu Harga.Kondisi nyata yang terjadi sebelum adanya program BBM
Satu Harga ini, yaitu sejumlah masyarakat di beberapa daerah harus membayar
berkali-kali lipat untuk mendapatkan BBM. Padahal, saudara kita itu masih satu
negara dengan mereka yang tinggal di Jawa.
Salah satu faktor utama mahalnya harga BBM itu karena
sulitnya medan distribusi pasokan minyak. Itu dipengaruhi oleh minimnya
infrastruktur di wilayah 3 T.Kondisi tersebut, diakui ataupun tidak,
menunjukkan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonedia belum
terpenuhi. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mendorong adanya realisasi
pemerataan pembangunan melalui program BBM Satu Harga.Dengan program ini
diharapkan setiap warga negara layak mendapatkan harga BBM yang sama, terlepas
dimana dia tinggal. Itu demi mewujudkan adanya energi yang berkeadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sekarang di bawah pemerintahan Presiden Jokowi untuk
pertama kalinya sejumlah wilayah 3 T merasakan harga BBM yang sama dengan di
Pulau Jawa yang aksesibilitasnya lebih baik.Tentu saja, di sana ada subsidi
khusus dari pemerintah bagi wilayah 3 T agar rakyat bisa merasakan keadilan.Hal
tersebut menunjukkan adanya komitmen yang besar dari pemerintahan Presiden
Jokowi dalam merealisasikan perekonomian dan energi yang berkeadilan, meskipun
untuk masyarakat yang tinggal di medan yang sulit dijangkau.Kita harus sambut
baik komitmen ini. Semoga kemajuan ini bisa dilanjutkan di kemudian hari, agar
keadilan itu tetap terwujud sebagaimana amanat konstitusi UUD 1945.