Berita Terkini ~ Presidium Aksi Bela Islam Kapitra Ampera mengaku kecewa jika Aksi Bela Islam yang dulunya untuk membela agama sekarang berbalik menjadi gerakan politik. Menurutnya, gerakan yang dibentuk untuk membela Islam dan mengawal kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harusnya sudah selesai ada keputusan pengadilan.
"Karena peristiwa hukum sudah selesai kok ini terus berkembang menjadi peristiwa politik. Di saat aksi 411, kalau aksi 14 Oktober belum ada parpol di situ. Ada Pak Amien (Amien Rais), Pak Amien ikut dari awal. Nggak ada Fadli Zon, nggak ada Fahri Hamzah. Kita berpikir ini adalah aksi untuk penegakan hukum bukan politik. Agamanya dibela, itu sudah selesai," kata Kapitra saat jumpa pers di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (15/9/2018) <a rel="nofollow" href="http://vivo7bet.org">Vivobetting</a>.
Kapitra mengaku tak habis pikir gerakan Aksi Bela Islam berubah menjadi kekuatan politik. Kapitra kemudian meminta Ijtimak Ulama II yang akan digelar besok lebih baik dibatalkan.
"Untuk itu saya minta batalkan Ijtimak Ulama II jika hanya mendukung Prabowo-Sandi dengan kontrak politik. Antum pasti kecewa. Saya sebagai umat Islam punya hak untuk bicara itu," ungkapnya.
BACA JUGA : <a rel="nofollow" href="https://majalahdunia.com/2018/07/25/jadi-caleg-pdip-kapitra-ampera-please-call-me-cebong/">Jadi Caleg PDIP, Kapitra Ampera: Please Call Me Cebong</a>
Menurut Kapitra, jika masih ingin diteruskan, Ijtimak Ulama harus konsisten dengan keputusan mendukung ulama sebagai calon wakil presiden. Jika ijtimak ini hanya untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dikhawatirkan ulama akan terpolarisasi.
"Jika Ijtimak ini hanya untuk mendukung Prabowo-Sandi kita terpolarisasi. Kalau itu terjadi maka ini sangat disesalkan. Karena bagaimanapun ulama kalau ingin berjuang harus ulamanya sendiri. Yang ideal adalah presiden dan wakil presiden harus ulama. Yang ideal ya. Paling tidak salah satunya," ujar Kapitra.
BACA JUGA : <a rel="nofollow" href="https://majalahdunia.com/2018/07/21/kapitra-melawan-serangan-pa-212/">Kapitra Melawan ‘Serangan’ PA 212</a>
"Kalau begitu Ijtimak Ulama ini kalau konsisten dengan kata ulama, harusnya didukung ulama yang jadi wapres. Yang benar itu tinggalkan Prabowo-Sandi, dukung Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden. Itu yang bener," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua GNPF Ulama Ustaz Yusuf Muhammad Martak memastikan Ijtimak Ulama II digelar bukan untuk menentukan arah dukungan ulama pada Pilpres 2019. Menurutnya, Ijtimak Ulama II digelar untuk membahas peranan ulama dalam mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Yang mana nantinya akan dibahas masalah pasangan calon yang sudah ditetapkan dan sudah didaftarkan. Dan yang perlu dicatat, Ijtimak Ulama kedua diadakan yaitu semangat pergantian presiden," kata Yusuf di Restoran Hayam Wuruk, Jl Tebet Barat Dalam Raya, Jakarta Selatan, Kamis (13/9).
SUMBER : Majalahdunia.com