Pemerintahan Presiden Joko Widodo berupaya menjadikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sama di daerah terpencil. Tak hanya di Papua
saja, namun juga di pedalaman Sumatera.Upaya menyamakan harga BBM oleh
pemerintah ini ditujukan agar masyarakat merasakan keadilan. Sebab selama ini,
harga BBM di wilayah terpencil sangat tinggi sehingga mencekik leher rakyat di
pedalaman.Hal ini seperti, Pertamina yang memfasilitasi berdirinya lembaga
penyalur BBM Satu Harga di Kec. Lalan, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dengan
adanya SPBU Kompak, masyarakat Kec. Lalan dapat menikmati, menggunakan dan
memenuhi kebutuhan bahan bakar dengan harga yang sama di wilayah lain, terutama
di kota-kota besar.
Pertamina berupaya keras untuk mendistribusikan BBM ke
SPBU Kompak melalui proses pengiriman yang tidak mudah dan membutuhkan waktu
yang cukup lama.Beberapa waktu lalu, kehadiran SPBU Kompak di Desa Sukajadi
Kec. Lalan menjadi peresmian program BBM Satu Harga yang kedua di wilayah
Sumbagsel. Sebelumnya, pada tahun 2017 lalu, diresmikan juga lembaga penyalur
di Desa Malakoni, Pulau Enggano.Untuk wilayah Sumbagsel sendiri, rencananya
akan ada total 3 titik yang akan diresmikan pada tahun 2018, salah satunya di
Desa Sukajadi Kec. Lalan.
Program BBM Satu Harga ini adalah program pemerintahan
Presiden Jokowi agar rakyat menikmati harga yang sama untuk kebutuhan
energinya. Oleh karena itu, hal itu harus dijaga dan dimonitor bersama agar SPBU
Kompak tepat sasaran penggunaannya.SPBU Kompak adalah bentuk nyata keadilan
bagi masyarakat, karena harga Premium di pengecer dulu minimal Rp. 10.000
sekarang bisa dibeli hanya Rp. 6.450, harga Solar menjadi Rp. 5.150, dan
Pertalite seharga Rp. 8.000.Semua dengan didistribusikan dengan kualitas dan
suplai yang terjamin. Dengan begitu, masyarakat benar-benar bermanfaat bagi
rakyat.Kita berharap program yang mengurangi kesenjangan ini bisa dilanjutkan
ke depannya, agar masyarakat semakin sejahtera bersama-sama sebagai satu bangsa
Indonesia.