Asian Games 2018 menciptakan lompatan prestasi yang
luar biasa dari atlet Indonesia. Apa hal yang berbeda dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya? Bagaimana cerita di balik layar dan rencana ke depan? Pada 3
September 2018 Forum Merdeka Barat 9 menyelenggarakan diskusi dengan tema
'Atlet Kita Prestasi Bangsa'. Diskusi tersebut menghadirkan Menteri Pemuda dan
Olahraga Imam Nahrawi, atlet lari gawang Emilia Nova, atlet panjat tebing
Aries Susanti, Puji Lestari dan Aspar Jaelolo serta pelatih panjat tebing
Hendra Basir. Diskusi tersebut diawali dengan pembukaan oleh Dirjen
Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita
Niken.
Beliau menyampaikan, sebuah kebanggaan Indonesia naik
dari peringkat 8 ke peringkat 4 dengan 31 medali emas. Medali emas itu menjadi
yang terbanyak setelah Asian Games 1962 dengan 11 medali. Pencapaian Indonesia
dalam Asian Games 2018 memunculkan kebanggaan dalam diri bangsa
Indonesia.Secara total Indonesia meraih 98 medali dengan 24 medali perak dan 43
medali perunggu. Dalam pelaksanaan Asian Games sebelumnya, pada 1998, 2002,
2006, 2010, dan 2014 Indonesia secara berturut-turut hanya mampu menduduki
peringkat 11, 14, 22, 15, dan 17. Masyarakat Indonesia berterima kasih kepada
para atlet yang luar biasa dan pelatih. Mereka telah menorehkan tinta emas pada
dunia olah raga Indonesia. "Pemerintah sangat serius dalam pembinaan
prestasi atlet dengan dikeluarkannya Perpres Nomor 95 Tahun 2017 dengan pembiayaan
yang lebih baik," kata Rosarita.
Diharapkan kerja keras para atlet yang membanggakan ini
bisa menginspirasi generasi muda untuk berjuang tidak kenal lelah, konsisten,
dan persisten demi nama Indonesia di tingkat dunia. Masyarakat Indonesia juga
berterima kasih kepada Imam yang setiap harinya memikirkan prestasi atlet
Indonesia dalam Asian Games.Imam berterima kasih atas dukungan dan doa
masyarakat terkait kesuksesan Asian Games baik dalam penyelenggaraan maupun
prestasi. Beliau bersyukur dan bergembira atas pencapaian tersebut. Dengan
demikian martabat dan harga diri bangsa bisa sejajar dengan negara-negara lain
melalui prestasi yang diraih para atlet. "Kita tidak tahu perjuangan
mereka. Bertahun-tahun mengorbankan semuanya, tidak bisa berkumpul bersama keluarga
dan teman-teman. Saat Idul Fitri mereka ada di medan juang atau berlatih.
Mereka adalah pahlawan kita," ujar Imam. Presiden Jokowi juga mengatakan,
tidak boleh ada bonus dengan perbedaan nominal yang besar. Pasalnya perjuangan
para atlet sungguh luar biasa.
Imam berharap, semangat para atlet harus terus dijaga.
Api itu tidak boleh redup karena di depan masih banyak tantangan. Imam
mencontohkan, atlet panjat tebing yang akan mengikuti kejuaraan dunia di
Austria dan China. Try out itu harus diperbanyak sehingga para atlet bisa lebih
banyak bertemu dengan juara Asia dan juara dunia. Suasana keunggulan itu perlu
dibangun. "Semakin banyak bertanding kita pasti bisa mengalahkan juara
dunia," tutur Imam.Sehubungan dengan Asian Para Games yang akan
diselenggarakan pada 6-13 Oktober mendatang, Imam menyampaikan semangat harus
dijaga. Dengan demikian pelaksanaan event tersebut menjadi lebih meriah..
Imam memandang Indonesia kini telah menjadi bagian dari
masyarakat dunia. Tidak salah ketika pemerintah menargetkan Indonesia menjadi
tuan rumah Olimpiade 2032. Sehubungan dengan cabang olah raga pencak silat yang
dipertandingkan untuk pertama kalinya pada Asian Games 2018, direncanakan
adanya eksibisi di Olimpiade 2020. Pemerintah sudah melakukan korespondensi
dengan pemerintah Jepang dan panitia olimpiade agar pencak silat
dipertandingkan dalam Olimpiade 2020. Pencak silat menjadi penting untuk
dipertandingkan dalam Asian Games. Pasalnya cabang olahraga tersebut merupakan
bagian dari menjaga martabat bangsa dan warisan budaya yang sedang
diperjuangkan.