SURABAYA - Korps Marinir TNI-AL melakukan latihan tempur bersama USMC (United State Mariners Corps). Tapi, latihan tersebut tidak dilakukan di hutan atau laut, melainkan di dalam sistem software komputer.
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (mar) Djunaedi Djahri turun langsung mengawasi latihan yang dipusatkan di Dankolat Marinir, Gunungsari itu. Sementara dari pihak USMC, ketua tim di bawah kendali Kolonel De Guzman.
Dalam latihan bernama Marine Tactical Warfighting Simulator System (MTWS) dan bersandi Keris Eagle-08 itu, sejumlah operasi militer yang dikemas dalam peranti teknologi komputer diperagakan. Ada 80 personel yang terlibat. Yakni, 40 dari marinir Amerika dan 40 anggota Korps Marinir.
"Latihan ini sebenarnya sama dengan latihan perang sebagaimana biasanya. Bedanya terletak pada adanya sebuah sentuhan tekhnologi," kata Djunaedi.
Dengan demikian, lanjutnya, ada suatu kemajuan dalam teknologi simulasi perang. Pihaknya tidak perlu repot-repot menggunakan teknologi manual seperti morse ataupun radio komunikasi. "Semuanya sudah terangkum dalam gambaran visual dalam software tersebut," ujarnya.
Latihan tersebut, menurut dia, merupakan inisiatif kedua belah pihak. Alasannya, katanya, Marinir membutuhkan up grading personel dalam bidang iptek. "Kan sudah ada hadis, tuntutlah ilmu itu sampai ke negeri China (ke mana-mana, Red)," ujarnya.
Meski menggunakan jaringan komputer, Djunaedi tak mengkhawatirkan terjadinya sabotase informasi melalui dunia maya, seperti yang sering dilakukan para hacker. Dia mengaku sudah mengantisipasi adanya kemungkinan terburuk tersebut. "Itu bisa saja terjadi. Tapi sudah kita antisipasi, kok," tegasnya.
Djunaedi sudah merencanakan bakal menambah wawasan kemampuan teknologi simulasi perang dengan melakukan studi banding. Pengganti Nono Sampono itu dalam waktu dekat bakal mendatangi beberapa negara maju untuk melakukan latihan perang bersama. "Kami harus selalu meningkatkan kemampuan. Untuk itu ke mana pun ilmunya, bakal kami cari," tegasnya.
Simulasi operasi militer di dalam software komputer itu langsung diperagakan dua Angkatan Laut tersebut. Diskenariokan, telah terjadi peperangan di dua negara, sebut saja Tierra del Oro dan Sonora. "Nah USMC dan Marinir ditugasi PBB sebagai anggota tim perdamaian," terang Humas Kormar Lettu (Mar) Mardiono mendampingi Dankormar.
Agar berjalan simultan, operasi perang dunia maya itu terkoneksi secara paralel ke setiap bagian. Ada tiga bagian, yaitu controller, player, dan gamer. Sebanyak 80 peserta operasi tersebut dibagi dalam tiga bagian. "Jadi, setiap peserta diberi tugas berbeda-beda," tandasnya