Ester, seorang petani biasa, memperoleh perkenanan raja sehingga menjadi Ratu Persia menggantikan Ratu Wasti. Mengapa kedudukan Ratu Wasti diberikan kepada Ester? Karena ia telah melakukan hal sangat fatal. Saat Raja memanggil Ratu Wasti untuk memperlihatkan kecantikannya kepada rakyat dan para pembesar, ia menolak. Hal ini membuat Raja geram, karena ia berani menentang otoritas Raja. Ia telah menolak bahkan telah meremehkan suaminya. Ini berarti ia adalah seorang yang keras kepala, sombong, egois dan hanya mementingkan kepentingan sendiri (Ester 1-12)
Ketika kita dipanggil untuk mendekat kepada Raja segala raja, apabila kita dipanggil untuk masuk dan berdiam dalam hadiratNya, pernahkah kita berpikir bagaimana perasaan Allah ketika kita menolakNya ?
Ester memberi respon yang baik terhadap Raja, karena ia menempatkan keinginan Raja sebagai prioritas utama, bukan keinginannya. Ester mengajarkan kepada kita untuk pertama-tama mementingkan kehadiran TUHAN.
Ingatlah! Ester, memprioritaskan keinginan Raja, maka ia dapat menyentuh hati Raja, sehingga ia mendapatkan kasih sayangnya. Maria, telah mengesampingkan segala kesibukannya dan memilih bagian yang terbaik dalam hidupnya dengan duduk diam di kaki Tuhan (Lukas 10 ). Daud, sangat suka berdiam di rumah Tuhan, bahkan ia berkata bahwa lebih baik satu hari di hadiratNya, daripada 1000 hari di tempat lain, dan ia menjadi orang yang berkenan bagi Tuhan (Mazmur 84).
Janganlah pernah kita meremehkan hadiratNya. Jadikanlah hadiratNya prioritas kita. Binalah hubungan dengan Raja kita. Dan jangan lupa bahwa bila kita mencari wajahNya, Ia akan mengingat wajah kita! Jika kita semakin suka akan hadiratNya, Tuhan akan semakin berkenan kepada kita.
Mari kita pindahkan kebutuhan, keinginan dan hobi kita, karena Tuhan rindu kita mencari wajahNya, bukan hanya berkat yang ada dalam tanganNya. (dk)
Sumber: Ly/J-HOP